Sunday, July 13, 2008

Kumpulan Posting WD Watch List

Oleh karena itu, tabel "WD Watch List" saat ini lebih bersikap antisipatif (memberi acuan titik Break Out, dan recommend to Buy jika tertembus) ketimbang prediktif (memperkirakan suatu saham akan bullish/bearish berdasar indikator tertentu)

Seperti pernah saya tulis, "WD Watch List" telah dioptimalkan untuk mencari saham-saham yang mendekati breakout.
Oleh karena itu, strategi/pembuatan Trading Plan berdasar "WD Watch List" juga banyak menekankan pada indikator yang merupakan pendekatan psikologis ketimbang indikator yang bersumber pada pendekatan matematis. Dengan hanya 'menunggangi' kejadian breakout ini saja, pertumbuhan modal antara 10% - 30% perbulan (for an average trader, not for a big player) bukanlah suatu hal yang sulit/mustahil, terutama jika marketnya mendukung.


Sejak beberapa waktu lalu saya mencari metode penentuan titik breakout support & resistance yang simple, mudah dimengerti, mudah diterapkan dan tentu saja cukup reliable. Dari pencarian itu, saya mendapatkan bahwa metode Weeks High kayaknya masuk dalam kriteria dengan pertimbangan sbb :
  1. Mayoritas pelaku pasar, apalagi yang tidak menghadapi monitor, tentu sulit mengingat bahwa kalau saham melewati harga 1050 perak (misalnya), maka dia sudah membentuk golden cross SMA 5x20, atau berdasar perhitungan pivot (menggunakan parameter OHLC), maka resistance di 1070 (misalnya) telah tertembus. Hanya trader yang berada di depan komputer dan memegang tabel hitungan pivot yang akan menyadari breakout-breakout semacam itu. Masalahnya, kalau hanya beberapa trader yang menyadari, sementara mayoritas pelaku pasar tidak, maka harga juga sulit bergerak
  2. Mayoritas pelaku pasar lebih mudah mengingat harga tertinggi yang pernah terjadi, terutama bagi trader yang nyangkut di pucuk pohon, dimana mereka sudah menunggu sekian lama agar paling tidak tradingnya BEP
  3. Hal ini pula yang membuat teknik New High Jesse Livermore relatif berhasil. Jika memang ada insentif untuk naik (entah sentimen pasar, fundamental dll), maka seberapapun kuatnya resistan di old high akan jebol juga dan menciptakan New High. Di samping itu, pada jaman Jesse, belum ada analisa-analisa canggih spt El Wave, indikator, chart pattern dll. Jesse lebih banyak mengandalkan tape reading. Candle stick memang sudah ada sejak abad 18 - 19an, tapi belum populer di barat sampai akhir tahun 80an
  4. Metode weeks high sebenarnya adalah model sederhana dari New High. Masalah dengan metode New High adalah momen-momen New High relatif jarang, apalagi di market yang sideways sehabis periode bearish (bisa-bisa nganggur beraaaaat, spt kata pak Busur).
  5. Metode Weeks High (khususnya 4 weeks high) disebut-sebut dalam buku John Murphy "Technical Analysis for the Financial Markets". Di sana diceritakan bahwa metode sederhana ini sudah pernah diteliti untuk dibandingkan dengan metode lain (?) dalam real trading dan hasilnya lebih bagus. Sebagai perbandingan, di buku itu juga ditulis, walaupun secara teoritis metode EMA mustinya lebih baik ketimbang SMA, tapi belum ada penelitian yang mengkonfirmasi teori tersebut.
  6. Metode Weeks High dan New High pada dasarnya meng-encompasse indikator-indikator lain. Jika muncul Weeks High/New High, maka :
  • Kemungkinan besar perhitungan MA dan turunannya ( EMA, MACD dll ) juga memberi sinyal bullish (fast MA lebih besar ketimbang slow MA).
  • Kemungkinan sedang terjadi breakout pada price/volume/darvas top box
  • Kemungkinan sedang terjadi breakout pada chart pattern flattening triangle, pendant, reverse head & shoulder (menembus resistan neck line), resistan cup & handle, channelling/trading range dll.
Trading tips yang bisa saya sarankan adalah sbb :
  1. Amati running trade dari saham-saham yang ada di section ke-1 dan ke-2 dari (yang dulunya) tabel S & R. Tabel S & R ini dibagi empat section. Section pertama, ditandai dengan huruf cetak tebal, adalah saham-saham yang telah melewati level breakout, diurutkan berdasar periode/hari sejak breakout terjadi, semakin ke atas berarti breakout sudah lebih lama. Section kedua adalah saham-saham yang sedang mendekati level breakout, dengan selisih max 5%. Semakin ke atas berarti persentase makin kecil. Section ketiga adalah saham yang selisih closing terakhir dengan level breakout-nya berada di kisaran 5%-10%. Sedangkan section ke-empat adalah saham-saham dengan selisih di atas 10%. Tiap-tiap section dibatasi dengan garis tebal pada grid-line
  2. Amati saham-saham yang memiliki sinyal reversal kuat, yaitu sinyal Oscillator dibarengi dengan sinyal Candlestick.
  3. Amati saham-saham yang memberi sinyal 4+ Reds. Hal ini telah dibuktikan oleh rebound-nya saham-saham ISAT, TLKM dan UNSP spt posting saya beberapa hari lalu.
Indikator weeks hi/low sedikit berbeda dengan color/body. Jika color & body akan selalu berurutan (staging), misalnya jika hari ini 4-Reds, maka ndak mungkin besoknya jadi 6-Reds, pasti melalui 5-Reds dulu atau reset/rebound. Sebaliknya, jika hari ini status suatu saham 8-W Low, dan besok masih turun, bisa jadi besok sudah 16-W Low atau bahkan langsung 24-W Low. Oleh karena itu, tidak ada patokan yang pasti Weeks keberapa yang kemungkinan mengindikasikan akan terjadi rebound.

Kali ini akan dibahas dua indikator yang kadang sekelebatan muncul dalam analisa suatu saham, tapi tidak pernah/jarang dibahas secara mendalam di berbagai buku analisa teknikal.
  • Color
Mengacu pada pewarnaan quote harga di beberapa trading platform, Colors menunjukkan status harga Last/Close terhadap harga Close hari sebelumnya. Secara umum, orang mengatakan Green jika harga Last/Close hari ini lebih tinggi ketimbang harga Close kemaren. Sebaliknya, jika harga Last/Close saat ini lebih rendah ketimbang harga Close kemaren, warnanya adalah Red. Jika harga telah naik dua hari berturut-turut, maka statusnya adalah 2-Greens, hal yang sama juga berlaku untuk 2-Reds
  • Body
Penamaan "Body" mengacu pada 'Candlestick Body', yang dibentuk oleh harga Close dan harga Open dalam satu hari. Jika Close lebih besar dari Open, maka terbentuk White Body, sebaliknya jika Open lebih besar dari Close maka terbentuk Black Body. 2-Whites berarti 2 hari berturut-turut terbentuk White, sebaliknya 2-Blacks berarti 2 hari berturut-turut terbentuk Black.
  • 4-Days Rule
Prinsip "4-days Rule" sebenarnya sudah diketahui dan kadang muncul dalam perbincangan para trader. Anehnya, jarang orang membahas prinsip ini secara serius, entah dalam forum non resmi seperti milis atau forum lain yang lebih resmi. Mungkin memang lebih keren klo orang bisa ngomong tentang "Stochastic sudah oversold/overbought" atau "RSI konvergen terhadap harga" atau "Harga sudah mendekati level Fibo 23.6%" hehehehe...
Aturan 4 hari ini sangat sederhana, yaitu berasumsi bahwa hari ke-4 adalah level kritis gerakan harga. Maksudnya, jika harga telah bergerak searah selama 4 hari (atau lebih), maka kemungkinan terjadinya reversal cukup besar. Di luar faktor fundamental dan perbandaran atau indikator teknikal lain, gerakan harga searah selama 4 hari itu secara psikologis akan mengesankan bahwa harga sudah terlalu murah (untuk 4-Reds) atau terlalu mahal (untuk 4-Greens). Ingat, TA (technical analysis) adalah analisa harga dan psikologi market melalui historical price movement. Dengan demikian, 4-Days Rule itu bukan sekedar karena 4 adalah angka ciong alias angka mati, tapi memang termasuk dalam cakupan TA juga.
Mana yang lebih penting : Colors atau Bodies ?
Dari rumus pembentukan Colors dan Bodies, maka gerakan harga, pada bagian besar, sebenarnya dibentuk oleh Color(s). Oleh karena itu, Colors mempunyai pengaruh lebih signifikan (dominan) ketimbang Bodies. Hal ini juga dikuatkan dengan 2 fakta :
  1. Colors menunjukkan kondisi psikologis SELURUH pelaku transaksi hari sebelumnya dibanding dengan kondisi harga terakhir. Jika hari ini Green, maka (hampir) seluruh pelaku transaksi BUY kemaren dan/atau hari-hari sebelumnya happy. Hal ini berbeda dengan Bodies yang hanya menggambarkan kondisi psikologis SEBAGIAN pelaku transaksi hari ini (hari terakhir).
  2. Kesan bahwa harga terasa sudah murah atau terasa sudah mahal hanya muncul jika ada Greens atau Reds. Aksi profit taking hanya bisa dilakukan jika statusnya telah (beberapa kali) Green(s) (khususnya untuk short term trader), yang tidak berarti harus (beberapa kali) White(s). Pada kondisi ekstrem, jika terjadi 4 kali Whites tanpa pernah sekalipun muncul Green berarti posisi harganya tetap, dan tidak ada yang bisa di-profit taking. Sebaliknya, walaupun terjadi 4 kali Black, kalau ada 1 Green aja, masih ada selisih harga untuk di-profit taking.
Di luar faktor mana yang lebih dominan, pengamatan status Colors and Bodies secara berbarengan bisa menjadi mekanisme "Check and Balance". Idealnya, level colors sama dengan bodies, misalnya 4-Greens berbarengan dengan 4 Whites. Faktanya, sering terjadi ada perbedaan di antara keduanya, misalnya 4-Greens + 1 Whites. Pada situasi terakhir, chart dari saham tersebut perlu di-cek untuk melihat apa yang terjadi.

Colors/Bodies dan Oscillator
Kita telah mengetahui bahwa formulasi oscillator (seperti Stochastic dan RSI) mengolah data harga yang kemudian direpresentasikan oleh suatu gerakan osilasi antara 0 - 100. Gerakan osilasi ini memiliki range dimana harga dikatakan oversold (murah) dan overbought (mahal). Dengan 4-Days Rule, maka status Colors/Bodies juga bisa memberi kondisi semacam 'oversold' (untuk 4 atau lebih Reds/Blacks) dan 'overbought' (untuk 4 atau lebih Greens/Whites). Kelebihan Colors/Bodies ketimbang Oscillator adalah :
  1. Ketika harga terus-menerus bergerak satu arah, oscillator akan berhenti di angka extremnya, yaitu 0 untuk batas bawah dan 100 untuk batas atas (Stochastic). Pada saat itu, Colors dan/atau bodies masih terus menunjukkan status pergerakan harga (misalnya 5-Greens, lalu 6-Greens, lalu 7-Greens dst...)
  2. Status oversold/overbought pada oscillator relatif jarang diikuti dengan gerakan reversal yang tajam. Sebaliknya, tekanan Colors/Bodies yang kuat, misalnya 5 Reds atau 5 Greens, sering memunculkan gerakan reversal yang kuat. Hal ini mungkin tidak terlepas dari nature Oscillator yang lebih ke indikator matematis, sementara Colors/Bodies adalah indikator psikologis (note: baca tulisan saya tentang indikator matematis versus indikator psikologis beberapa waktu lalu). Contoh kasus untuk hal ini bisa dilihat pada attachment terlampir
Tidak ada kepastian dalam analisa teknikal Sebagaimana indikator-indikator lain, maka Colors/Bodies juga memiliki keterbatasan. Pada situasi yang sangat bearish ataupun bullish, baik disebabkan oleh faktor fundamental maupun aksi Big Money, bisa jadi harga saham bergerak lempeng dalam satu arah berhari-hari, sebagai contoh, TMPI pernah mencapai status 12-Greens & 13-Whites (tanggal 30 April 2007) sebelum reset keesokan harinya

Colors & Bodies pada "WD Watch List"
Meskipun cara penentuan/penghitungan Colors & Bodies sangat sederhana, tapi jika dilakukan secara manual rasanya 'pegel' juga, apalagi jika portofolionya lebih dari 5 saham ...hmmm.....ketik C spasi D....Capeeee..Deeh.... Oleh karena itu, "WD Watch List" memasukkan kedua indikator ini dalam kolom-kolomnya. Status Colors & Bodies dari 55 saham (mostly blue chip) dihitung oleh komputer sehingga tidak akan ada kesalahan. Lebih dari itu, untuk level 4 ke atas, anda juga akan diberi peringatan perubahan warna background dan tulisan. Background merah tulisan putih untuk >4-Greens/4-Whites yang berarti kemungkinan akan koreksi, sebaliknya background putih tulisan hitam untuk 4-Reds/4-Blacks yang berarti kemungkinan akan rebound.......praktis dan simpel kan?

Satu lagi contoh aktual bagaimana tekanan colors (reds) yang kuat sering diikuti oleh gerakan reversal (rebound) yang kuat juga : INCO (chart terlampir)..... naik 8.4% dalam 4 hari

"WD Watch List" didesain dengan lebih mengutamakan GERAKAN HARGA sebagai acuan. Sinyal-sinyal teknikal pada tabel sinyal hanyalah pendukung/explanator atas gerakan harga tersebut. After all, profit/loss didapat dari gerakan harga, bukan dari volume, apalagi sinyal-sinyal teknikal. Pada kasus saham gorengan, apapun metode dan teknik bandar dalam memanipulasi pasar, pada akhirnya parameter harga-lah yang akan dimainkan untuk mendapatkan profit.

TINY FLAG
Saya menambahkan pola candlestick bullish baru di Watch List. Polanya seperti
flag, tapi karena ber-skala kecil, jadi dinamakan "Tiny Flag". Pola ini saya
amati mengindikasikan bullish. Contohnya bisa dilihat pada pola candle INCO
tanggal 9 Feb 2007.

Minggu lalu market diwarnai dengan kenaikan indeks yang cukup fantastis,
didorong oleh sentimen kenaikan bursa regional/global dan juga kenaikan/rebound
dari komoditas logam.
Dengan kondisi market seperti itu, memakai indikator atau metode teknikal apapun
kemungkinan akan memberi profit. Technical trader yang memakai metode tertentu
cenderung berpikir bahwa metodenya efektif/bagus karena menurut dia telah
terbukti di banyak kejadian, terutama, minggu kemaren. Masalahnya, dengan metode
'close your eyes, point your fingers' sekalipun kemungkinan besar anda akan
profit bila membeli saham minggu lalu. Untuk itulah, email ini berjudul "Don't
mix the brain with the bull".

Mengingat hal di atas, kali saya hanya akan menulis benefit apa yang didapat
jika anda sudah familiar dengan sistem "WD Watch List". Cukup dengan review
singkat publikasi harian "WD Watch List", anda dapat :
  1. Menentukan kondisi general market/broad market. Seperti diketahui, pada market yang bullish, masuk di saham apapun kemungkinan besar akan profit. Sebaliknya pada market yang bearish, jika nekad masuk ke suatu saham, kemungkinan besar akan berakhir loss. Keputusan masuk ke suatu saham harus didahului dengan pengetahuan tentang kondisi general market ini.
  2. Menentukan saham-saham yang berpotensi naik dan patut dimonitor, serta pada level harga berapa secara teoritis aman untuk masuk
  3. Menentukan saham-saham yang berpotensi turun dan patut diwaspadai
  4. Menentukan saham-saham yang berpotensi rebound (dari bearish menjadi bullish) sehingga anda bisa masuk tepat pada saat rebound benar-benar terjadi.
  5. Menentukan kapan harus take profit, kapan harus cut loss atau kapan harus hold. Untuk saham-saham yang sudah anda punyai, anda bisa menentukan berapa besar momentum yang masih tersisa untuk mendorong saham itu naik dan kapan mesti take profit. Demikian juga jika ternyata gerakan harga melawan, anda bisa menentukan kapan harus cut loss.
  6. Memiliki pilihan 'menu saham' yang beragam dari berbagai sektor. Masing-masing sektor memiliki musim/waktunya sendiri untuk menjadi primadona di market. Bisa jadi minggu ini mining, minggu depan banking, minggu berikutnya agriculture. Jika anda fokus hanya pada satu sektor, maka kemungkinan ada masa 'idle' dimana modal anda tidak bergerak kemana-mana.
  7. Secara signifikan, mengurangi waktu yang diperlukan untuk analisa chart. Analisa chart merupakan prosedur standar bagi seorang trader saham sebelum membuat trading plan. Trader yang disiplin secara rutin akan menganalisa chart dari 5 atau 10 atau 20 atau lebih saham setiap hari, setelah penutupan market.
Berapa waktu yang diperlukan untuk melakukan hal itu? Bagaimana jika anda masih disibukkan dengan pekerjaan utama (trading hanya sampingan)? Berapa lama waktu untuk keluarga yang anda korbankan tiap malam di depan screen charting software? Analisa saham sebanyak itu, bisa memakan waktu 2-3 jam setiap hari, tergantung jumlah saham yang dianalisa dan juga seberapa intens anda mengaplikasikan berbagai indikator atau metode analisa.
Dengan analisa singkat (dalam hitungan menit) atas "WD Watch List" yaitu melakukan langkah-langkah no. 1, 2, 3, 4 dan 5 di atas, maka analisa chart cukup difokuskan pada saham-saham yang memberi sinyal kuat. Bahkan jika anda sudah cukup mahir dan familiar dengan sistem "WD Watch List", maka analisa chart cukup dilakukan pada saham yang memberi sinyal

'aneh'.
Di luar faktor-faktor di atas, "WD Watch List" juga mengarahkan anda untuk melakukan trading secara sistematis dan metodologis. Kadang ada newbie yang beruntung masuk pada market yang sedang bagus sehingga bisa profit. Tapi kita tidak bisa mengandalkan keberuntungan terus menerus. Demikian juga dengan rumor, jauh lebih banyak rumor yang sekedar rumor ketimbang rumor yang bener-bener
materialize. Dengan melakukan trading secara sistematis dan metodologis, pada setiap winning or losing anda bisa belajar sehingga diharapkan makin sering profit ketimbang loss.

After all, pergerakan harga saham itu kemungkinannya cuma 3 : naik, turun dan unchanged. Dengan demikian, apapun metode atau sistem analisa yang digunakan, kemungkinan akurasinya tidak akan lebih dari 33%. Termasuk dalam kelompok "apapun" itu adalah metode "itung benik", metode "black box" atau metode "Elliot Wave" yang terkenal super duper njlimet. Repotnya lagi, secanggih apapun suatu
metode, belum tentu hasilnya "canggih" (akurat), sebaliknya, metode yang sederhana, belum tentu hasilnya sekedar "humble" juga. So, jika ada sistem yang praktis, simpel dan gampang dimengerti, kenapa ribet menggunakan sistem yang complicated, rumit dan sulit dimengerti?

Hmm, waduuuuuh,...justru sebenarnya sistem sortiran di "WD Watch List" itulah yang menjadi unggulan....kok malah belum paham yaa.... :-)

tambahan :
..... sedangkan untuk section 1, sortirannya itu berdasar berapa lama sejak terjadi breakout pada level resist-nya (pada saat saham tersebut masih di section 2/3/4). Semakin ke atas, berarti saham tersebut telah lebih lama menembus level BO, contohnya TMPI yang beberapa hari terakhir selalu berada di urutan pertama......

Sortiran itu berdasar pada kedekatan terhadap level Resist-nya. Khusus untuk saham-saham di tabel S&R section 2, 3, 4 : makin deket ke Resist / level BreakOut, maka posisinya makin di atas...

Jika membaca buku beberapa Great Trader, mereka memandang bursa saham seperti medan perang. Sekedar mengikuti istilah mereka, kali ini saya akan menulis penggunaan "WD Watch List" sebagai 'peta' dalam menghadapi 'pertempuran' itu.
Sebagai seorang jenderal perang (trader), anda harus tahu kondisi medan pertempuran (bursa) sebelum merancang strategi. Anda perlu meng-identify kantong-kantong perlawanan musuh yang kuat (avoid list), kantong-kantong perlawanan musuh yang lemah (watch list to buy), bagaimana kondisi pasukan anda saat ini (saham dalam portofolio) : apakah perlu ditarik mundur (sell) daripada kena bantai musuh, atau dipertahankan di post-nya (hold) karena cukup bisa mengimbangi perlawanan musuh, atau dikirim bala bantuan (average up) untuk mempercepat kemenangan (baca:capital growth). Jika perlawanan musuh di satu medan pertempuran cukup kuat dan pasukan anda kepayahan (loss), ada baiknya pasukan itu ditarik dulu atau direlokasi ke medan pertempuran lain yangmerupakan titik lemah musuh (watch list to buy) untuk mendapatkan kemenangan (profit).

Peta medan perang secara keseluruhan, berikut data-data vital (support & resistance, sinyal-sinyal teknikal) dari tiap kantong pertahanan musuh (individual stock) bisa dilihat pada "WD Watch List". Tetapi perlu dimengerti, "WD Watch List" bukan hanya tentang sinyal-sinyal teknikal dan support & resistance, tapi juga tentang komposisi, layout dan pewarnaan, yang kesemuanya membuat mata jendral (trader) terlatih dapat merancang strategi pertempuran (Trading Plan) secara efektif dan efisien.

Gambaran 'medan perang' yang lengkap ini sulit didapat jika hanya mengamati chart saham satu persatu. Sebaliknya, dengan mereview "WD Watch List", strategi perang (trading plan) bisa dibuat secara praktis dan efisien. Setelah itu, jika punya waktu untuk review lebih lanjut atas chart tiap saham, maka hasilnya akan
lebih bagus. Tapi jika tidak sempat, entah karena tidak ada waktu atau karena kesibukan lain, it's fine.

Using systematical methode and "well planned" strategy, we may lose some battles (individual tradings), but we will win the war (growth in capital)

Perlu dimengerti bahwa analisa teknikal hanyalah pendekatan matematis/psikologis pada data/chart harga dan volume. Ketika suatu sinyal teknikal mengatakan bearish/bullish, itu adalah hasil interpretasi atas data harga dan atau volume. Tidak ada jaminan bahwa interpretasi (atau bisa disebut juga pendekatan) itu benar dan akurat. Harga (dan volume) itu bergerak mengikuti suatu arahan yang terbentuk entah oleh berita fundamental, entah oleh kemauan bandar maupun oleh kemauan market. Dengan pertimbangan di atas, "WD Watch List" didesain dengan lebih mengutamakan GERAKAN HARGA sebagai acuan. Sinyal-sinyal teknikal pada tabel sinyal hanyalah pendukung/explanator atas gerakan harga tersebut. After all, profit/loss didapat dari gerakan harga, bukan dari volume, apalagi sinyal-sinyal teknikal. Pada kasus saham gorengan, apapun metode dan teknik bandar dalam memanipulasi pasar, pada akhirnya parameter harga-lah yang akan dimainkan untuk mendapatkan profit.

DISCLAIMER:

The information herein is based on information obtained from sources believed to be reliable, but I do not make any representation or warranty, express or implied, as to its accuracy, completeness, timeliness or correctness for any particular purpose. Opinions expressed are subject to change without notice. Any recommendation contained herein does not have regard to the specific investment objectives, financial situation and the particular needs of any specific addressee. The information herein is published for the information of addressees only and is not to be taken in substitution for the exercise of judgment by addressees, who should obtain separate legal or financial advice. I accept no liability for any direct, special, indirect, consequential, incidental damages or any other loss or damages of any kind arising from any use of the information herein (including any error, omission or misstatement herein, negligent orotherwise) or further communication thereof, even if I have been advised of the possibility thereof. The information herein is not to be construed as an offer or a solicitation of an offer to buy or sell any securities, futures, options or other financial instruments or to provide any investment advice or services. The information herein is not intended for distribution to, or use by, any person or entity in any jurisdiction or country where such distribution or use would be contrary to law or regulation.