Tuesday, July 15, 2008

Tips Memilih Saham Perusahaan

Bosen dengan trading...Pengen hidup lebih nyaman tanpa merasa terganggu dengan ticker yang naik turun... berikut ada beberapa Tips memilih perusahaan yang baik. (disadur dari buku The Intteligent Investor karya Benjamin Graham)

1. Kondisi keuangan yang cukup kuat.
Bagi perusahaan indistrial, asset harus minimal dua kali hutang lancar. Yang disebut juga rasio lancar dua banding satu. Juga, hutang jangka panjang sebaiknya tidak melebih asset lancar bersih (atau "modal kerja").
2. Stabilitas Laba
Adaya sejumlah laba untuk saham biasa pada masing - masing dari sepuluh tahun terakhir.
3. Catatan dividen.
Pembayaran yang tak terputus selama sedikitnya 20 (dua puluh) tahun terakhir.
mungkin kalau di Indonesia 10 tahun terakhir..
4. Pertumbuhan Laba
Kenaikan minimum laba per saham sedikitnya seperiga dalam 10 tahun terakhir menggunakan rata - rata tiga tahun pada awal dan akhir. Menurut abah.. Yang penting ada pertumbuhan laba yang jelas dan melebihi inflasi. Kalau di Indonesia. pertumbuhan laba mninimal 15% per tahun agar bisa mengimbangi inflasi.
5. Rasio Harga/Laba yag moderat (PER) yang moderat.
Harga sebaiknya tidak lebih dari 15x rata - rata laba tiga tahun terakhir.
6. Rasio harga berbanding asset yang moderat (PBD moderat)
Disarankan PBV di bawah 1,5.
Tapi kalau PERnya renda, PBV boleh lebih tinggi.
Contoh PER = 10, PBV = 1,5 . PER x PBV = 15
ini sama dengan
PER = 5 PBV = 3, PER x PBV = 15

Ini adalah salah satu model untuk investor defensif. Dalma artian investor yang sudah tidak terlalu menghaapkan return yang terlalu tingi (bandingkan dengan trader yang mengharapkan retiurn 30% pe bulan). Tapi investor defensif mengharapkan kepastian dan jaminan yang lebih.
Selain syarat - syarat di atas menurut abah, juga perlu diperhatikan mengenai manajeman perusahaan. Apakah manajemennya bisa dipercaya dan inovatif ataukah hanya biasa - biasa saja.

by Abah

Sunday, July 13, 2008

Kumpulan Posting WD Watch List

Oleh karena itu, tabel "WD Watch List" saat ini lebih bersikap antisipatif (memberi acuan titik Break Out, dan recommend to Buy jika tertembus) ketimbang prediktif (memperkirakan suatu saham akan bullish/bearish berdasar indikator tertentu)

Seperti pernah saya tulis, "WD Watch List" telah dioptimalkan untuk mencari saham-saham yang mendekati breakout.
Oleh karena itu, strategi/pembuatan Trading Plan berdasar "WD Watch List" juga banyak menekankan pada indikator yang merupakan pendekatan psikologis ketimbang indikator yang bersumber pada pendekatan matematis. Dengan hanya 'menunggangi' kejadian breakout ini saja, pertumbuhan modal antara 10% - 30% perbulan (for an average trader, not for a big player) bukanlah suatu hal yang sulit/mustahil, terutama jika marketnya mendukung.


Sejak beberapa waktu lalu saya mencari metode penentuan titik breakout support & resistance yang simple, mudah dimengerti, mudah diterapkan dan tentu saja cukup reliable. Dari pencarian itu, saya mendapatkan bahwa metode Weeks High kayaknya masuk dalam kriteria dengan pertimbangan sbb :
  1. Mayoritas pelaku pasar, apalagi yang tidak menghadapi monitor, tentu sulit mengingat bahwa kalau saham melewati harga 1050 perak (misalnya), maka dia sudah membentuk golden cross SMA 5x20, atau berdasar perhitungan pivot (menggunakan parameter OHLC), maka resistance di 1070 (misalnya) telah tertembus. Hanya trader yang berada di depan komputer dan memegang tabel hitungan pivot yang akan menyadari breakout-breakout semacam itu. Masalahnya, kalau hanya beberapa trader yang menyadari, sementara mayoritas pelaku pasar tidak, maka harga juga sulit bergerak
  2. Mayoritas pelaku pasar lebih mudah mengingat harga tertinggi yang pernah terjadi, terutama bagi trader yang nyangkut di pucuk pohon, dimana mereka sudah menunggu sekian lama agar paling tidak tradingnya BEP
  3. Hal ini pula yang membuat teknik New High Jesse Livermore relatif berhasil. Jika memang ada insentif untuk naik (entah sentimen pasar, fundamental dll), maka seberapapun kuatnya resistan di old high akan jebol juga dan menciptakan New High. Di samping itu, pada jaman Jesse, belum ada analisa-analisa canggih spt El Wave, indikator, chart pattern dll. Jesse lebih banyak mengandalkan tape reading. Candle stick memang sudah ada sejak abad 18 - 19an, tapi belum populer di barat sampai akhir tahun 80an
  4. Metode weeks high sebenarnya adalah model sederhana dari New High. Masalah dengan metode New High adalah momen-momen New High relatif jarang, apalagi di market yang sideways sehabis periode bearish (bisa-bisa nganggur beraaaaat, spt kata pak Busur).
  5. Metode Weeks High (khususnya 4 weeks high) disebut-sebut dalam buku John Murphy "Technical Analysis for the Financial Markets". Di sana diceritakan bahwa metode sederhana ini sudah pernah diteliti untuk dibandingkan dengan metode lain (?) dalam real trading dan hasilnya lebih bagus. Sebagai perbandingan, di buku itu juga ditulis, walaupun secara teoritis metode EMA mustinya lebih baik ketimbang SMA, tapi belum ada penelitian yang mengkonfirmasi teori tersebut.
  6. Metode Weeks High dan New High pada dasarnya meng-encompasse indikator-indikator lain. Jika muncul Weeks High/New High, maka :
  • Kemungkinan besar perhitungan MA dan turunannya ( EMA, MACD dll ) juga memberi sinyal bullish (fast MA lebih besar ketimbang slow MA).
  • Kemungkinan sedang terjadi breakout pada price/volume/darvas top box
  • Kemungkinan sedang terjadi breakout pada chart pattern flattening triangle, pendant, reverse head & shoulder (menembus resistan neck line), resistan cup & handle, channelling/trading range dll.
Trading tips yang bisa saya sarankan adalah sbb :
  1. Amati running trade dari saham-saham yang ada di section ke-1 dan ke-2 dari (yang dulunya) tabel S & R. Tabel S & R ini dibagi empat section. Section pertama, ditandai dengan huruf cetak tebal, adalah saham-saham yang telah melewati level breakout, diurutkan berdasar periode/hari sejak breakout terjadi, semakin ke atas berarti breakout sudah lebih lama. Section kedua adalah saham-saham yang sedang mendekati level breakout, dengan selisih max 5%. Semakin ke atas berarti persentase makin kecil. Section ketiga adalah saham yang selisih closing terakhir dengan level breakout-nya berada di kisaran 5%-10%. Sedangkan section ke-empat adalah saham-saham dengan selisih di atas 10%. Tiap-tiap section dibatasi dengan garis tebal pada grid-line
  2. Amati saham-saham yang memiliki sinyal reversal kuat, yaitu sinyal Oscillator dibarengi dengan sinyal Candlestick.
  3. Amati saham-saham yang memberi sinyal 4+ Reds. Hal ini telah dibuktikan oleh rebound-nya saham-saham ISAT, TLKM dan UNSP spt posting saya beberapa hari lalu.
Indikator weeks hi/low sedikit berbeda dengan color/body. Jika color & body akan selalu berurutan (staging), misalnya jika hari ini 4-Reds, maka ndak mungkin besoknya jadi 6-Reds, pasti melalui 5-Reds dulu atau reset/rebound. Sebaliknya, jika hari ini status suatu saham 8-W Low, dan besok masih turun, bisa jadi besok sudah 16-W Low atau bahkan langsung 24-W Low. Oleh karena itu, tidak ada patokan yang pasti Weeks keberapa yang kemungkinan mengindikasikan akan terjadi rebound.

Kali ini akan dibahas dua indikator yang kadang sekelebatan muncul dalam analisa suatu saham, tapi tidak pernah/jarang dibahas secara mendalam di berbagai buku analisa teknikal.
  • Color
Mengacu pada pewarnaan quote harga di beberapa trading platform, Colors menunjukkan status harga Last/Close terhadap harga Close hari sebelumnya. Secara umum, orang mengatakan Green jika harga Last/Close hari ini lebih tinggi ketimbang harga Close kemaren. Sebaliknya, jika harga Last/Close saat ini lebih rendah ketimbang harga Close kemaren, warnanya adalah Red. Jika harga telah naik dua hari berturut-turut, maka statusnya adalah 2-Greens, hal yang sama juga berlaku untuk 2-Reds
  • Body
Penamaan "Body" mengacu pada 'Candlestick Body', yang dibentuk oleh harga Close dan harga Open dalam satu hari. Jika Close lebih besar dari Open, maka terbentuk White Body, sebaliknya jika Open lebih besar dari Close maka terbentuk Black Body. 2-Whites berarti 2 hari berturut-turut terbentuk White, sebaliknya 2-Blacks berarti 2 hari berturut-turut terbentuk Black.
  • 4-Days Rule
Prinsip "4-days Rule" sebenarnya sudah diketahui dan kadang muncul dalam perbincangan para trader. Anehnya, jarang orang membahas prinsip ini secara serius, entah dalam forum non resmi seperti milis atau forum lain yang lebih resmi. Mungkin memang lebih keren klo orang bisa ngomong tentang "Stochastic sudah oversold/overbought" atau "RSI konvergen terhadap harga" atau "Harga sudah mendekati level Fibo 23.6%" hehehehe...
Aturan 4 hari ini sangat sederhana, yaitu berasumsi bahwa hari ke-4 adalah level kritis gerakan harga. Maksudnya, jika harga telah bergerak searah selama 4 hari (atau lebih), maka kemungkinan terjadinya reversal cukup besar. Di luar faktor fundamental dan perbandaran atau indikator teknikal lain, gerakan harga searah selama 4 hari itu secara psikologis akan mengesankan bahwa harga sudah terlalu murah (untuk 4-Reds) atau terlalu mahal (untuk 4-Greens). Ingat, TA (technical analysis) adalah analisa harga dan psikologi market melalui historical price movement. Dengan demikian, 4-Days Rule itu bukan sekedar karena 4 adalah angka ciong alias angka mati, tapi memang termasuk dalam cakupan TA juga.
Mana yang lebih penting : Colors atau Bodies ?
Dari rumus pembentukan Colors dan Bodies, maka gerakan harga, pada bagian besar, sebenarnya dibentuk oleh Color(s). Oleh karena itu, Colors mempunyai pengaruh lebih signifikan (dominan) ketimbang Bodies. Hal ini juga dikuatkan dengan 2 fakta :
  1. Colors menunjukkan kondisi psikologis SELURUH pelaku transaksi hari sebelumnya dibanding dengan kondisi harga terakhir. Jika hari ini Green, maka (hampir) seluruh pelaku transaksi BUY kemaren dan/atau hari-hari sebelumnya happy. Hal ini berbeda dengan Bodies yang hanya menggambarkan kondisi psikologis SEBAGIAN pelaku transaksi hari ini (hari terakhir).
  2. Kesan bahwa harga terasa sudah murah atau terasa sudah mahal hanya muncul jika ada Greens atau Reds. Aksi profit taking hanya bisa dilakukan jika statusnya telah (beberapa kali) Green(s) (khususnya untuk short term trader), yang tidak berarti harus (beberapa kali) White(s). Pada kondisi ekstrem, jika terjadi 4 kali Whites tanpa pernah sekalipun muncul Green berarti posisi harganya tetap, dan tidak ada yang bisa di-profit taking. Sebaliknya, walaupun terjadi 4 kali Black, kalau ada 1 Green aja, masih ada selisih harga untuk di-profit taking.
Di luar faktor mana yang lebih dominan, pengamatan status Colors and Bodies secara berbarengan bisa menjadi mekanisme "Check and Balance". Idealnya, level colors sama dengan bodies, misalnya 4-Greens berbarengan dengan 4 Whites. Faktanya, sering terjadi ada perbedaan di antara keduanya, misalnya 4-Greens + 1 Whites. Pada situasi terakhir, chart dari saham tersebut perlu di-cek untuk melihat apa yang terjadi.

Colors/Bodies dan Oscillator
Kita telah mengetahui bahwa formulasi oscillator (seperti Stochastic dan RSI) mengolah data harga yang kemudian direpresentasikan oleh suatu gerakan osilasi antara 0 - 100. Gerakan osilasi ini memiliki range dimana harga dikatakan oversold (murah) dan overbought (mahal). Dengan 4-Days Rule, maka status Colors/Bodies juga bisa memberi kondisi semacam 'oversold' (untuk 4 atau lebih Reds/Blacks) dan 'overbought' (untuk 4 atau lebih Greens/Whites). Kelebihan Colors/Bodies ketimbang Oscillator adalah :
  1. Ketika harga terus-menerus bergerak satu arah, oscillator akan berhenti di angka extremnya, yaitu 0 untuk batas bawah dan 100 untuk batas atas (Stochastic). Pada saat itu, Colors dan/atau bodies masih terus menunjukkan status pergerakan harga (misalnya 5-Greens, lalu 6-Greens, lalu 7-Greens dst...)
  2. Status oversold/overbought pada oscillator relatif jarang diikuti dengan gerakan reversal yang tajam. Sebaliknya, tekanan Colors/Bodies yang kuat, misalnya 5 Reds atau 5 Greens, sering memunculkan gerakan reversal yang kuat. Hal ini mungkin tidak terlepas dari nature Oscillator yang lebih ke indikator matematis, sementara Colors/Bodies adalah indikator psikologis (note: baca tulisan saya tentang indikator matematis versus indikator psikologis beberapa waktu lalu). Contoh kasus untuk hal ini bisa dilihat pada attachment terlampir
Tidak ada kepastian dalam analisa teknikal Sebagaimana indikator-indikator lain, maka Colors/Bodies juga memiliki keterbatasan. Pada situasi yang sangat bearish ataupun bullish, baik disebabkan oleh faktor fundamental maupun aksi Big Money, bisa jadi harga saham bergerak lempeng dalam satu arah berhari-hari, sebagai contoh, TMPI pernah mencapai status 12-Greens & 13-Whites (tanggal 30 April 2007) sebelum reset keesokan harinya

Colors & Bodies pada "WD Watch List"
Meskipun cara penentuan/penghitungan Colors & Bodies sangat sederhana, tapi jika dilakukan secara manual rasanya 'pegel' juga, apalagi jika portofolionya lebih dari 5 saham ...hmmm.....ketik C spasi D....Capeeee..Deeh.... Oleh karena itu, "WD Watch List" memasukkan kedua indikator ini dalam kolom-kolomnya. Status Colors & Bodies dari 55 saham (mostly blue chip) dihitung oleh komputer sehingga tidak akan ada kesalahan. Lebih dari itu, untuk level 4 ke atas, anda juga akan diberi peringatan perubahan warna background dan tulisan. Background merah tulisan putih untuk >4-Greens/4-Whites yang berarti kemungkinan akan koreksi, sebaliknya background putih tulisan hitam untuk 4-Reds/4-Blacks yang berarti kemungkinan akan rebound.......praktis dan simpel kan?

Satu lagi contoh aktual bagaimana tekanan colors (reds) yang kuat sering diikuti oleh gerakan reversal (rebound) yang kuat juga : INCO (chart terlampir)..... naik 8.4% dalam 4 hari

"WD Watch List" didesain dengan lebih mengutamakan GERAKAN HARGA sebagai acuan. Sinyal-sinyal teknikal pada tabel sinyal hanyalah pendukung/explanator atas gerakan harga tersebut. After all, profit/loss didapat dari gerakan harga, bukan dari volume, apalagi sinyal-sinyal teknikal. Pada kasus saham gorengan, apapun metode dan teknik bandar dalam memanipulasi pasar, pada akhirnya parameter harga-lah yang akan dimainkan untuk mendapatkan profit.

TINY FLAG
Saya menambahkan pola candlestick bullish baru di Watch List. Polanya seperti
flag, tapi karena ber-skala kecil, jadi dinamakan "Tiny Flag". Pola ini saya
amati mengindikasikan bullish. Contohnya bisa dilihat pada pola candle INCO
tanggal 9 Feb 2007.

Minggu lalu market diwarnai dengan kenaikan indeks yang cukup fantastis,
didorong oleh sentimen kenaikan bursa regional/global dan juga kenaikan/rebound
dari komoditas logam.
Dengan kondisi market seperti itu, memakai indikator atau metode teknikal apapun
kemungkinan akan memberi profit. Technical trader yang memakai metode tertentu
cenderung berpikir bahwa metodenya efektif/bagus karena menurut dia telah
terbukti di banyak kejadian, terutama, minggu kemaren. Masalahnya, dengan metode
'close your eyes, point your fingers' sekalipun kemungkinan besar anda akan
profit bila membeli saham minggu lalu. Untuk itulah, email ini berjudul "Don't
mix the brain with the bull".

Mengingat hal di atas, kali saya hanya akan menulis benefit apa yang didapat
jika anda sudah familiar dengan sistem "WD Watch List". Cukup dengan review
singkat publikasi harian "WD Watch List", anda dapat :
  1. Menentukan kondisi general market/broad market. Seperti diketahui, pada market yang bullish, masuk di saham apapun kemungkinan besar akan profit. Sebaliknya pada market yang bearish, jika nekad masuk ke suatu saham, kemungkinan besar akan berakhir loss. Keputusan masuk ke suatu saham harus didahului dengan pengetahuan tentang kondisi general market ini.
  2. Menentukan saham-saham yang berpotensi naik dan patut dimonitor, serta pada level harga berapa secara teoritis aman untuk masuk
  3. Menentukan saham-saham yang berpotensi turun dan patut diwaspadai
  4. Menentukan saham-saham yang berpotensi rebound (dari bearish menjadi bullish) sehingga anda bisa masuk tepat pada saat rebound benar-benar terjadi.
  5. Menentukan kapan harus take profit, kapan harus cut loss atau kapan harus hold. Untuk saham-saham yang sudah anda punyai, anda bisa menentukan berapa besar momentum yang masih tersisa untuk mendorong saham itu naik dan kapan mesti take profit. Demikian juga jika ternyata gerakan harga melawan, anda bisa menentukan kapan harus cut loss.
  6. Memiliki pilihan 'menu saham' yang beragam dari berbagai sektor. Masing-masing sektor memiliki musim/waktunya sendiri untuk menjadi primadona di market. Bisa jadi minggu ini mining, minggu depan banking, minggu berikutnya agriculture. Jika anda fokus hanya pada satu sektor, maka kemungkinan ada masa 'idle' dimana modal anda tidak bergerak kemana-mana.
  7. Secara signifikan, mengurangi waktu yang diperlukan untuk analisa chart. Analisa chart merupakan prosedur standar bagi seorang trader saham sebelum membuat trading plan. Trader yang disiplin secara rutin akan menganalisa chart dari 5 atau 10 atau 20 atau lebih saham setiap hari, setelah penutupan market.
Berapa waktu yang diperlukan untuk melakukan hal itu? Bagaimana jika anda masih disibukkan dengan pekerjaan utama (trading hanya sampingan)? Berapa lama waktu untuk keluarga yang anda korbankan tiap malam di depan screen charting software? Analisa saham sebanyak itu, bisa memakan waktu 2-3 jam setiap hari, tergantung jumlah saham yang dianalisa dan juga seberapa intens anda mengaplikasikan berbagai indikator atau metode analisa.
Dengan analisa singkat (dalam hitungan menit) atas "WD Watch List" yaitu melakukan langkah-langkah no. 1, 2, 3, 4 dan 5 di atas, maka analisa chart cukup difokuskan pada saham-saham yang memberi sinyal kuat. Bahkan jika anda sudah cukup mahir dan familiar dengan sistem "WD Watch List", maka analisa chart cukup dilakukan pada saham yang memberi sinyal

'aneh'.
Di luar faktor-faktor di atas, "WD Watch List" juga mengarahkan anda untuk melakukan trading secara sistematis dan metodologis. Kadang ada newbie yang beruntung masuk pada market yang sedang bagus sehingga bisa profit. Tapi kita tidak bisa mengandalkan keberuntungan terus menerus. Demikian juga dengan rumor, jauh lebih banyak rumor yang sekedar rumor ketimbang rumor yang bener-bener
materialize. Dengan melakukan trading secara sistematis dan metodologis, pada setiap winning or losing anda bisa belajar sehingga diharapkan makin sering profit ketimbang loss.

After all, pergerakan harga saham itu kemungkinannya cuma 3 : naik, turun dan unchanged. Dengan demikian, apapun metode atau sistem analisa yang digunakan, kemungkinan akurasinya tidak akan lebih dari 33%. Termasuk dalam kelompok "apapun" itu adalah metode "itung benik", metode "black box" atau metode "Elliot Wave" yang terkenal super duper njlimet. Repotnya lagi, secanggih apapun suatu
metode, belum tentu hasilnya "canggih" (akurat), sebaliknya, metode yang sederhana, belum tentu hasilnya sekedar "humble" juga. So, jika ada sistem yang praktis, simpel dan gampang dimengerti, kenapa ribet menggunakan sistem yang complicated, rumit dan sulit dimengerti?

Hmm, waduuuuuh,...justru sebenarnya sistem sortiran di "WD Watch List" itulah yang menjadi unggulan....kok malah belum paham yaa.... :-)

tambahan :
..... sedangkan untuk section 1, sortirannya itu berdasar berapa lama sejak terjadi breakout pada level resist-nya (pada saat saham tersebut masih di section 2/3/4). Semakin ke atas, berarti saham tersebut telah lebih lama menembus level BO, contohnya TMPI yang beberapa hari terakhir selalu berada di urutan pertama......

Sortiran itu berdasar pada kedekatan terhadap level Resist-nya. Khusus untuk saham-saham di tabel S&R section 2, 3, 4 : makin deket ke Resist / level BreakOut, maka posisinya makin di atas...

Jika membaca buku beberapa Great Trader, mereka memandang bursa saham seperti medan perang. Sekedar mengikuti istilah mereka, kali ini saya akan menulis penggunaan "WD Watch List" sebagai 'peta' dalam menghadapi 'pertempuran' itu.
Sebagai seorang jenderal perang (trader), anda harus tahu kondisi medan pertempuran (bursa) sebelum merancang strategi. Anda perlu meng-identify kantong-kantong perlawanan musuh yang kuat (avoid list), kantong-kantong perlawanan musuh yang lemah (watch list to buy), bagaimana kondisi pasukan anda saat ini (saham dalam portofolio) : apakah perlu ditarik mundur (sell) daripada kena bantai musuh, atau dipertahankan di post-nya (hold) karena cukup bisa mengimbangi perlawanan musuh, atau dikirim bala bantuan (average up) untuk mempercepat kemenangan (baca:capital growth). Jika perlawanan musuh di satu medan pertempuran cukup kuat dan pasukan anda kepayahan (loss), ada baiknya pasukan itu ditarik dulu atau direlokasi ke medan pertempuran lain yangmerupakan titik lemah musuh (watch list to buy) untuk mendapatkan kemenangan (profit).

Peta medan perang secara keseluruhan, berikut data-data vital (support & resistance, sinyal-sinyal teknikal) dari tiap kantong pertahanan musuh (individual stock) bisa dilihat pada "WD Watch List". Tetapi perlu dimengerti, "WD Watch List" bukan hanya tentang sinyal-sinyal teknikal dan support & resistance, tapi juga tentang komposisi, layout dan pewarnaan, yang kesemuanya membuat mata jendral (trader) terlatih dapat merancang strategi pertempuran (Trading Plan) secara efektif dan efisien.

Gambaran 'medan perang' yang lengkap ini sulit didapat jika hanya mengamati chart saham satu persatu. Sebaliknya, dengan mereview "WD Watch List", strategi perang (trading plan) bisa dibuat secara praktis dan efisien. Setelah itu, jika punya waktu untuk review lebih lanjut atas chart tiap saham, maka hasilnya akan
lebih bagus. Tapi jika tidak sempat, entah karena tidak ada waktu atau karena kesibukan lain, it's fine.

Using systematical methode and "well planned" strategy, we may lose some battles (individual tradings), but we will win the war (growth in capital)

Perlu dimengerti bahwa analisa teknikal hanyalah pendekatan matematis/psikologis pada data/chart harga dan volume. Ketika suatu sinyal teknikal mengatakan bearish/bullish, itu adalah hasil interpretasi atas data harga dan atau volume. Tidak ada jaminan bahwa interpretasi (atau bisa disebut juga pendekatan) itu benar dan akurat. Harga (dan volume) itu bergerak mengikuti suatu arahan yang terbentuk entah oleh berita fundamental, entah oleh kemauan bandar maupun oleh kemauan market. Dengan pertimbangan di atas, "WD Watch List" didesain dengan lebih mengutamakan GERAKAN HARGA sebagai acuan. Sinyal-sinyal teknikal pada tabel sinyal hanyalah pendukung/explanator atas gerakan harga tersebut. After all, profit/loss didapat dari gerakan harga, bukan dari volume, apalagi sinyal-sinyal teknikal. Pada kasus saham gorengan, apapun metode dan teknik bandar dalam memanipulasi pasar, pada akhirnya parameter harga-lah yang akan dimainkan untuk mendapatkan profit.

Breakout

Breakout adalah kejadian dimana ketika harga saham melewati level tertentu, tiba-tiba transaksinya menjadi sangat agresif, harganya melesat dengan cepat dan biasanya diiringi oleh volume yang tinggi. Banyak trader, khususnya short term trader, mencari-cari potensi breakout ini untuk mendapatkan substantial gain dalam waktu singkat. Hal ini bisa dipahami karena pada breakout yang berhasil, gain 5% s/d 20% bisa diperoleh hanya dalam waktu 3 atau 2 hari atau bahkan intra day trading. Dengan pertimbangan di atas, maka sistem "WD Watch List" telah dioptimalkan agar dapat 'menangkap' potensi-potensi breakout pada saat harga telah mendekati titik kritisnya. Sebagian besar potensi breakout bisa 'tertangkap' oleh "WD Watch List", di antaranya adalah :
  1. Breakout pola "Triangle"
  2. Breakout pola "Cup and Handle"
  3. Breakout pola "Double Bottom" dan "Triple Bottom"
  4. Breakout pola "Pennant"
  5. Breakout pola "Flag"
  6. Breakout pola "Reverse Head and Shoulder"
  7. Breakout pola "Rectangle"
  8. Breakout New Highest (Close)
  9. Breakout Consolidation/Sideways
Walaupun beberapa event breakout itu akhirnya gagal, tapi dengan disiplin On Stop dan Stop Loss yang ketat, maka banyak trader memperoleh profit yang jauh lebih besar daripada loss-nya, dengan 'menunggangi' event-event breakout ini. Beberapa trader mengabaikan dan atau ketinggalan event breakout karena trading plan dan atau metode seleksi sahamnya tidak meng-cover saham tersebut pada hari terjadinya breakout. Trading plan berdasar "WD Watch List" akan menjamin anda tidak 'missed' potensi-potensi breakout, khususnya potensi breakout seperti yang disebutkan di atas...

Melanjutkan tulisan tentang breakout, maka berikut ini akan dijelaskan bagaimana "WD Watch List" dioptimalkan untuk menangkap potensi-potensi breakout.

Seperti diketahui, sinyal-sinyal teknikal adalah pendekatan/interpretasi matematis/psikologis atas dinamika market. Karena hanya berupa pendekatan/interpretasi, seringkali hasilnya tidak sesuai dengan kemauan market sebenarnya. Katakanlah sinyal-nya bullish, bisa jadi besok bearish, sebaliknya, ketika sinyal menunjukkan bearish, besoknya malah bullish. Semua sinyal teknikal, secanggih apapun, pasti memiliki margin of error. Untuk menambah keruwetan, perlu dimengerti bahwa akurasi sinyal teknikal tidak linier dengan kerumitan dan kecanggihannya. Banyak terbukti, metode teknikal yang sederhana, dalam beberapa kasus akurasinya lebih tinggi ketimbang metode teknikal yang njlimet. Lebih lanjut, andaipun beberapa metode/sinyal teknikal serempak menunjukkan bahwa suatu saham bullish, belum tentu memang akhirnya kejadian bullish. Sebaliknya cukup satu metode/sinyal teknikal menunjukkan bearish, bisa jadi besoknya kejadian bullish. Analoginya, puluhan fisikawan jenius dikumpulkan, belum tentu dapat merumuskan penemuan sekelas teori relativitas.
Sebaliknya cukup satu super jenius seperti Einstein, maka teori relativitas pun ditemukan. Sayangnya, di dunia analisa teknikal (ataupun di bidang apapun yang terkait dengan ilmu sosial/kerumunan massa) belum ada teori/pemikir yang sekelas Einstein. Elliot Wave pun, yang mendasarkan metodenya pada hukum universal, sering tidak akurat pada gerakan individual saham (apalagi saham gorengan, karena terlalu banyak manipulasi). Nah, kalau metode/sinyal teknikal susah dipegang 'ekornya', terus pakai pegangan apalagi?

Semua investor/trader yang membenamkan uangnya di bursa pasti ingin mencari profit/gain. Keuntungan hanya bisa diperoleh jika ada selisih antara harga beli dan harga jual (long) atau harga jual dan harga cover (short). Profit/gain bukan diperoleh dari sinyal-sinyal teknikal ataupun indikator-indikator (termasuk diantara indikator adalah volume transaksi). Sebagai contoh, premis dasar hubungan antara volume dan harga adalah sbb :
  • Harga naik + Volume naik --> mengarah ke bullish
  • Harga naik + Volume turun --> mengarah ke bearish
  • Harga turun + Volume naik --> mengarah ke bearish
  • Harga turun + Volume turun --> mengarah ke bullish
Seorang bandar (big money) bisa saja melakukan manipulasi dengan melakukan transaksi barang milik sendiri antar beberapa broker sehingga data volume transaksi naik, sementara besoknya harga akan dimainkan, entah naik atau turun tergantung mana yang memberi profit bagi bandar. Keuntungan hanya didapat jika harga telah bergerak. Volume sebesar apapun, sinyal teknikal sebanyak apapun, tidak akan bisa meng-generate profit/gain, selama harga belum bergerak. Dari sini kita melihat bahwa harga adalah faktor primer dibanding volume maupun sinyal-sinyal teknikal yang kemudian menjadi faktor-faktor sekunder.

Dengan pertimbangan di atas, "WD Watch List" menggunakan sistem sorting (pengurutan) saham berdasar harga dari tiap-tiap saham. Tentu tidak relevan untuk mengurutkan saham berdasar nominal harganya terhadap harga saham lain (misal harga INCO dibandingkan dengan harga BNBR). Sama tidak relevannya juga adalah jika pengurutan saham hanya sekedar berdasar alphabet (dimana AALI akan selalu di atas, sementara UNVR selalu di bawah). Untuk mempermudah trader dalam membuat Trading Plan, "WD Watch List" mengurutkan saham secara dinamis (Dynamic Sorting) relatif terhadap level harga breakout masing-masing saham. Dengan demikian, akan terjadi polarisasi antara saham-saham yang sedang berada di dekat level breakout dan saham-saham yang jauh dari level breakout, dimana yang terakhir ini juga memberi peluang gain jika terjadi rebound. Dengan Dynamic Sorting, posisi suatu saham pada tabel "WD Watch List" akan mencerminkan aksi/gerakan harganya. Pada lingkup yang lebih besar, jika posisi satu saham menggambarkan dinamika harga saham tersebut, maka posisi/komposisi dari 50 saham (tepatnya, 49 saham + 1 indeks) menggambarkan situasi/dinamika general/broad market. Cukup dengan pengamatan sekilas, kita bisa tahu, apakah market sedang sakit, sedang sehat, sedang overheat atau sedang mendekati crash/jatuh. Faktanya, beberapa koreksi teknikal (di luar faktor fundamental atau regional) dari general market telah terindikasi pada "WD Watch List" sehari sebelum kejadian. Pemahaman atas situasi general market ini menjadi pertimbangan pertama dalam membuat Trading Plan, karena, seperti kita tahu, pada market yang bearish, masuk ke saham apapun kemungkinan besar akan loss, sedangkan pada market yang bullish, masuk ke saham apapun kemungkinan besar akan profit.

by WD

Tips Trading Harian

  • Berfikir dan bertindak cepat
  • Selalu keep cash
  • Tips
  1. Amati running trade dari saham-saham yang ada di section ke-1 dan ke-2, tiap-tiap section dibatasi dengan garis tebal pada grid-line
  2. Amati saham-saham yang memiliki sinyal reversal kuat, yaitu sinyal Oscillator dibarengi dengan sinyal Candlestick.
  3. Amati saham-saham yang memberi sinyal 4+ Reds. Hal ini telah dibuktikan oleh rebound-nya beberapa saham.
Keuntungan :
  • Terhindar dari kerugian besar
  • Kerugian dan keuntungan sama kecil
  • Cash avalebel ( selalu sedia dana cash, di gunakan jika ada barang yang ok banget yang bisa di inepin untuk di jual besok (belanja jam 15.30)
  • Market tidak kondusif ( seperti bulan ini) aman buat pemain trading
Kerugian:
  • Keuntungan tidak maksimal
  • Tidak menggunakan TA (30 % di gunakan jika perlu)

Persyaratan nya Bagai mana memilih saham yang berpotensi naik cepat
  • Lihat dari sisi buy & sell (net) – signifikan buy nya?
  • Selalu melihat broker ( pelajari broker beberapa hari sebelum nya untuk saham tertentu)
Contoh:
• KK – AK polanya : barang naik akan dorong terus
• ML ZP Polanya : Hold
• RX KZ Polanya : Hold
• Regional index ( HSI)
• Average price terbanyak
• Fisrt day
• Kalo hari ke 2 jika net buy.. bisa saja tidak lama berubah menjadi net sell
• Do Fut <-50 bisa berubah / > -50 tidak bisa berubah ( strong berish di BEI )
• Lihat kondisi Bid-Over
• Lihat selalu harga Trade done

Waktu Masuk/Belanja
  • Perhatikan jam 10.30 belum membentuk volume sampai 1 T market bisa turun banyak atau stagnan di sesi 2. ( rekomendasi jual semua saham )
  • Kalo jam 10.30 sudah membuat volume 1T pilih saham sesuai (A") minimal sideway atau naik.
  • Naik + Volume = Naik
  • Naik Tanpa Volume = Turun
  • Turun tanpa Volume = Kemungkinan naik
  • Turun + Volume = Turun berat
Studi Kasus:
Rabu 9 April
  • Pagi Volume 800-900M
  • Index pagi + 20
  • Naik tanpa Volume = Turun
  • Jual Semua saham Pagi-pagi
  • Lihat HSI
Kamis 10 April
  • Pagi Volume 1 T
  • Index sideway – 6 / + 20 pagi jam 10.00
  • Pilih saham dengan Net Buy signifikan
  • PGAS-AALI-ASII-LSIP jam 10.30 net buy
  • Beli pada saat market gelombang untuk naik
  • Lihat HSI
  • Jual di harga terbaik
Semoga bermanfaat!

WD Watch List /Trader List



"WD Watch List" saat ini lebih bersikap antisipatif (memberi acuan titik Break Out, dan recommend to Buy jika tertembus)
"WD Watch List" didesain dengan lebih mengutamakan GERAKAN HARGA sebagai acuan.
"WD Watch List" telah dioptimalkan untuk mencari saham-saham yang mendekati breakout
  • Background merah tulisan putih untuk >4-Greens/4-Whites yang berarti kemungkinan akan KOREKSI.
  • Background putih tulisan hitam untuk 4-Reds/4-Blacks yang berarti kemungkinan akan REBOUND
  • +/- : Adalah selisih closing hari ini dibanding kemaren. Background merah berarti harganya turun
  • Trx : estimasi rata-rata transaksi harian dalam seminggu terakhir, data ini bermanfaat untuk position sizing, aturannya : jangan melakukan transaksi gede-gedean pada saham yang rata-rata nilai transaksinya kecil,... walaupun posisi trading anda profit.
  • S (Support) : Adalah nilai support berdasar Weeks Low, bisa 1-W Low, 2-W Low, 3-W Low dst
  • Close : Close hari ini
  • R (Resistance) : Resistance terdekat berdasar 4-Weeks High
  • Oscillator : Terdiri dari 3 sinyal : Stochastic, RSI dan Bollinger Band (Penjelasan masing-masing sinyal bisa diliat di link di atas atau di menu help dari Metasctok). Sinyal yang muncul bisa tunggal atau gabungan dari 2 atau lebih
  • Candle : Mayoritas sinyal yang muncul di sini menggunakan versi 'modified' dari standar candlestick di metastock, tapi pada garis besarnya tidak jauh berbeda. Jika anda ragu dengan maksud dari pola candlestick pada watch list, cek ke chart-nya langsung aja.
  • Colors : Green berarti Close hari ini lebih tinggi dibanding Close kemaren. 3-Greens berarti telah terjadi 3 kali Green berturut-turut. Sebaliknya berlaku juga untuk Reds
  • Bodies : White berarti Close lebih besar ketimbang Open. 3-Whites berarti telah terjadi 3 kali White berturut-turut. Sebaliknya berlaku untuk juga untuk blacks
  • MovAvg : Menggunakan perhitungan SMA - Simple Moving Average atas data Close, sinyal "15x45" berarti SMA-15 memotong SMA-45 dari bawah (bullish). Jika background merah berarti SMA-15 memotong SMA-45 dari atas (bearish).
  • Untuk sinyal "MACD X" adalah terjadi Golden Cross MACD (bullish - background putih) atau Dead Cross MACD (bearish - background merah).
  • Panah Atas: menunjukkan bahwa nilai MACD lebih besar dari level trigger-nya (uptrend)
  • Panah Bawah: berarti nilai MACD lebih kecil dari level trigger (down trend)
  • BreakOut : Ada tiga kriteria breakout : Price, Volume dan Darvas Box. Mengenai Darvas Box bisa dilihat di www.nicholasdarvas.org
Breakout adalah kejadian dimana ketika harga saham melewati level tertentu, tiba-tiba transaksinya menjadi sangat agresif, harganya melesat dengan cepat dan biasanya diiringi oleh volume yang tinggi. Banyak trader, khususnya short term trader, mencari-cari potensi breakout ini untuk mendapatkan substantial gain dalam waktu singkat. Hal ini bisa dipahami karena pada breakout yang berhasil,
gain 5% s/d 20% bisa diperoleh hanya dalam waktu 3 atau 2 hari atau bahkan intra day trading.

Hi / Lo : Kolom ini menunjukkan sinyal jika Close hari ini merupakan nilai tertinggi selama "x-Weeks Hi" atau terendah selama "x-Weeks Lo".
Angka cetak TEBAL: Huruf/angka saham-saham yang sedang berada di 4/more Weeks High.
Angka cetak MIRING dan DIGARIS-BAWAHI: Jika selisih close dan 4 Weeks high lebih besar dari 5%.
Angka cetak MIRING dan DICORET/STRIKE THROUGH: Jika lebih besar dari 10%
Secara umum semua background merah mengindikasikan 'waspada', untuk indikator berarti adalah sinyal bearish, untuk tabel S & R mengindikasikan reds (harga hari ini turun ketimbang kemaren) untuk penny stock tabel... yah, saham-saham di tabel ini emang uda sepatutnya di waspadai.

Khusus untuk tabel bollinger, jika background merah berarti harga telah melewati bollinger band top (bearish), sedangkan untuk background putih berarti, sedikit berbeda, harga telah memotong garis bollinger band bottom dari bawah (bukan sekedar melewati/di bawah bollinger band bottom, tapi harus telah memotong dari bawah-->yaitu mengarah ke bullish)

Tabel Support and Resistance dibagi 4 section (dipisahkan oleh garis tebal), saham-saham yang menembus 4-Weeks or more Hi akan ditempatkan pada section 4. Section ke-2 jika Close berada di kisaran 0-5% dari 4-Weeks High, sedangkan section ke-3 dan ke-4 masing-masing untuk 5%-10% dan >10% dari 4-Weeks High.
  • Section I ditandai dengan huruf cetak tebal, adalah saham-saham yang telah melewati level breakout, diurutkan berdasar periode/hari sejak breakout terjadi, semakin ke atas berarti breakout sudah lebih lama.
  • Section II adalah saham-saham yang sedang mendekati level breakout, dengan selisih max 5%. Semakin ke atas berarti persentase makin kecil.
  • Section III adalah saham yang selisih closing terakhir dengan level breakout-nya berada di kisaran 5%-10% (cetak MIRING dan DIGARIS-BAWAHI)
  • Section IV adalah saham-saham dengan selisih di atas 10% (cetak MIRING dan DICORET/STRIKE THROUGH).
Indikator weeks hi/low sedikit berbeda dengan color/body. Jika color & body akan selalu berurutan (staging), misalnya jika hari ini 4-Reds, maka ndak mungkin besoknya jadi 6-Reds, pasti melalui 5-Reds dulu atau reset/rebound. Sebaliknya, jika hari ini status suatu saham 8-W Low, dan besok masih turun, bisa jadi besok sudah 16-W Low atau bahkan langsung 24-W Low. Oleh karena itu, tidak ada patokan yang pasti Weeks keberapa yang kemungkinan mengindikasikan akan terjadi rebound.

Setelah sistem Weeks High terbukti cukup efektif dalam 'mencegat' saham-saham yang akan 'terbang', maka, menggunakan konsep yang sama, kini di "WD Watch List" ditambah perhitungan data "Support" untuk
tiap-tiap saham. Data support digunakan sebagai acuan untuk penurunan maksimal dalam satu hari, bukan menunjukkan level stop loss atau trailing stop. Untuk dua yang terakhir, lebih tepat jika ditentukan berdasar harga masuknya dulu (BUY), sehingga tiap-tiap orang berbeda.

Level support ditentukan berdasar posisi close terakhir terhadap 4-Weks Hi.
  • Saham-saham di section 1 pada tabel S & R, hitungan supportnya menggunakan 1 Weeks Lo
  • Saham-saham di section 2 pada tabel S & R, hitungan supportnya menggunakan 2 Weeks Lo
  • Saham-saham di section 3 pada tabel S & R, hitungan supportnya menggunakan 3 Weeks Lo
  • Saham-saham di section 4 pada tabel S & R, hitungan supportnya menggunakan 4 Weeks Lo
Dengan kriteria di atas, saham-saham yang volatilitasnya tinggi, range S & R nya akan lebar, sedangkan saham-saham yang volatilitasnya rendah, range S & R nya akan menyempit.
Hal lain, untuk menggenapkan jumlah kolom menjadi 12 (agar bisa dibagi dua untuk tabel penny stock), maka kolom "Color/Body" sekarang dipisahkan menjadi dua kolom, "Color(s)" dan "Body(s)".

WD Trader List
Setelah sekitar setengah tahun lebih WDTL secara rutin dibuat, saya melihat ada beberapa hal yang bisa disempurnakan. Maka sejak beberapa hari lalu saya coba utak-atik coding dan template dari WDTL untuk lebih memudahkan pemahaman dan penggunaannya.
Prinsip-prinsip yang dipakai tidak terlalu berbeda, sementara perubahan lebih pada cara penyajiannya saja.

Selengkapnya sbb :
  • Sistem perhitungan WDf (WD Factor) tetap, yaitu menggunakan batasan
  • minimum pertumbuhan dalam 1 bulan, 2 bulan dan 3 bulan.
  • Evaluasi atas WDf tidak dilakukan setiap minggu, tetapi relative lebih lama, tergantung kondisi market. Dengan demikian, nilai WDf relatif tetap. Hal ini memudahkan perunutan berapa hari suatu saham telah memasuki kriteria WD Trader List. Efek sampingnya, jika market sedang kurang bagus, kemungkinan saham yang masuk di WDTL akan sedikit, sebaliknya jika market sedang bagus, kemungkinan jumlah sahamnya akan banyak. Langkah ini cukup make sense jika diingat bahwa ketika market kurang bagus, buat apa memikirkan saham banyak-banyak ? Sementara ini kita gunakan WDf=20(%). Sekedar catatan, saham yang bias tumbuh paling tidak 20% setiap bulan, maka dalam 4 bulan sudah berlipat 2.
  • Jika sebelumnya pertumbuhan dihitung dari Close-To-Close, maka sekarang dihitung berdasar Lowest Value (in 20, 40 & 60 days) to Close. Sistem ini mengantisipasi gerakan saham yang rebound setelah periode penurunan yang cepat.
  • Saham-saham sekarang diurutkan berdasar berapa hari sejak masuk WDTL. Dari bawah adalah saham yang baru masuk, sementara paling atas adalah yang paling lama menjadi anggota WDTL. Penggolongan zone 1 s/d 4 pada kolom ticker dan nama saham adalah sbb :
  1. Zone 1 >40 hari ( 2 bulan )
  2. Zone 2 >20 hari & <=40 hari
  3. Zone 3 >5 hari & <=20 hari
  4. Zone 4 <= 5 hari ( 1 minggu )
  • Kriteria volume/transaction value diperketat, dimana sekarang menggunakan batasan rata-rata total transaksi 5 hari terakhir minimum 5 milyar.
Terlampir adalah contoh WDTL berdasar penutupan market 25 Juni 2008

Kolom 60 days, 40 days, 20 days = close 60 hari, 40 hari dan 20 hari lalu Entry : Nilai close pada saat saham tersebut mulai memasuki kriteria WDf Day(s) : Menunjukkan berapa hari sejak saham tersebut masuk kriteria WDf % : Kenaikan harga sejak masuk kriteria WDf dibanding close terakhir (Last) Trx : Rata-rata total transaksi dalam 5 hari terakhir

Walaupun WDTL hanya di-publish tiap weekend, bagi anda yang memaintain portofolio mid/long term tetap bisa mengevaluasi apakah saham tertentu masih memenuhi kriteria WDTL melalui penunjukan angka di kolom status MACD (panah atas/bawah) pada WDWL

Note:
Sekedar catatan, WDTL bukan merupakan prediksi apakah suatu saham akan naik atau terus naik. WDTL hanya menunjukkan bahwa suatu saham TELAH menunjukkan suatu pertumbuhan tertentu dalam rentang waktu tertentu.
Diharapkan trend akan terus bertahan, tapi tidak ada jaminan apapun untuk itu. Sebagaimana teori dasar analisa teknikal, suatu trend cenderung untuk bertahan, sampai trend-nya berubah.... :D

WD trader list ini adalah daftar saham-saham yang memenuhi kriteria minimum pertumbuhan harga tertentu (sesuai angka (persentase) WDf di pojok kanan atas) untuk setiap bulannya, selama 1, 2 atau 3 bulan terakhir. Ini merupakan pelengkap WDWL dan WDPL. Bedanya, WDWL lebih untuk short term, sementara WDTL untuk mid - long term. Pemahamannya secara mudah adalah, jika anda masuk di harga yang ditunjukkan pada kolom entry pada sekian hari (bursa) yang lalu (ditunjukkan di kolom days), maka harga sekarang telah naik sebesar angka di kolom gain.

Menjawab pertanyaan mas Marcello, sebenarnya saya ingin membuat tampilan WDTL sesederhana mungkin, sebab dari beberapa kali workshop nampaknya peserta sulit menyerap filosofi di belakangnya. Intinya adalah WDTL berusaha menyaring saham-saham yang telah menunjukkan pertumbuhan harga yang bagus dan mungkin cocok untuk trading / investing dalam jangka menengah / panjang. Filosofi ini sangat berbeda dengan WD Watch List yang memang dibuat untuk trading jangka pendek. Investor / trader yang clueless (dalam artian tidak mengerti analisa apa-apa) cukup melihat apakah suatu saham masih masuk di WDTL atau ndak, atau melihat saham apa yang baru masuk di WDTL sebagai peluang baru. Kemudian dengan melihat chart sekilas, dia bisa menentukan apakah akan buy atau sell atau hold. WDWL bisa membantu menentukan kapan masuk atau kapan keluar, sedangkan WDTL menunjukkan saham-saham mana yang kemungkinan memiliki trend bagus dan relatif linier.
Efektifitas WDTL bisa dilihat dari saham-saham yang memiliki day(s) lama ternyata cenderung memberi tingkat gain yang relatif tinggi. Dengan demikian, asumsinya, jika trader masuk sejak hari pertama saham tersebut masuk WDTL, gain yang diperoleh kira-kira setara dengan yang tercantum di kolom (%).

WD Watch List Bagi Pemula

Bagi pemula yang belum mengerti analisa teknikal, WD Watch List mungkin terlalu rumit dan berwarna-warni karena begitu banyak indikator dan warna-warna yang terlihat. Kenapa satu saham memiliki banyak sinyal di sebelah kanan, sementara yang lain kosong? OK, kabar bagusnya : anda tidak perlu melihat semua saham satu demi satu, hanya untuk mencari saham yang secara teknikal menarik. Bagaimana caranya ?
Sebelumnya perlu diingat lagi pengertian dan batasan dari apa yang disebut "secara teknikal menarik" yaitu walaupun suatu trend bullish selalu diawali oleh "sinyal-sinyal teknikal yang menarik", bukan berarti bahwa setiap "sinyal teknikal yang menarik" akan selalu diikuti oleh trend bullish.

Nah, kegiatan perencanaan trading pada bagian besar adalah mencari sinyal-sinyal tersebut untuk mencari peluang yang muncul (di samping juga menentukan apa yang akan dilakukan terhadap saham dalam
portofolio).

Karena trading plan sebaiknya dilakukan secara rutin setiap hari, maka saya membuat "WD Watch List" setiap hari agar 'pekerjaan rumah' ini menjadi lebih praktis dan simpel. WD Watch List sering saya sebut
sebagai "sistem pemetaan" ketimbang "stock pick" karena semua saham disajikan dalam list. Sebagaimana halnya peta, perlu pemahaman tersendiri agar dapat mengenali lokasi/saham yang menarik dan tidak justru terjebak di lokasi/saham-saham yang berbahaya, ataupun berkeliling di semua lokasi/saham hanya untuk mencari-cari lokasi/saham-saham yang menarik.

Selanjutnya saya jelaskan fitur-fitur yang membuat WD Watch List dapat membantu aktifitas trading plan menjadi praktis dan simpel :

1. Sistem Indicator Coloring / pewarnaan indikator
WD Watch List menggunakan pewarnaan yang berbeda antara sinyal yang secara teknikal mengarah ke bullish (background putih) dan sinyal yang secara teknikal mengarah ke bearish (background merah). Dengan metode ini, pengamatan broad market secara singkat dapat dilihat dari sebaran warna yang terlihat. Semakin banyak warna merah di atas, maka kemungkinan market sudah overheat, sebaliknya semakin banyak sinyal dengan background putih di bawah, maka kemungkinan market akan rebound

2. Sistem Sorting / Pengurutan
Sistem pengurutan di WD Watch List membuat saham-saham yang cocok untuk trader "Buy High Sell Higher" terangkat ke bagian atas, dan sebaliknya saham-saham yang cocok untuk trader "Buy Low Sell Higher" 'terdesak' ke bagian bawah. Dengan bantuan indikator-indikator dibagian kanan, maka secara simpel pemahamannya adalah, bagi penggemar "Buy High Sell Higher", waspadai/hindari saham-saham yang telah memberi sinyal overheat/sinyal bearish (ditandai dengan background merah), karena koreksi mungkin akan datang sebentar lagi, sementara bagi trader berkarakter "Buy Low Sell Higher", cari saham-saham dibagian bawah yang telah menunjukkan sinyal bullish/rebound (ditandai dengan background putih).

3. Sistem Zoning / Zonanisasi
Mempertajam fungsi sorting, maka "WD Watch List" juga menggunakan sistem zoning, yang terlihat pada bagian kiri dari list. Dipisahkan oleh garis tebal sebagai pemisah antara satu dengan yang lain, ada 4
zone (zone 1 s/d 4 dari atas ke bawah) yang merepresentasikan posisi harga terakhir saham terhadap harga historisnya masing-masing.
Pembagian antar zone ini dilakukan otomatis oleh komputer menggunakan kriteria tertentu, jadi bukan merupakan opini subyektif yang bisa jadi berubah sewaktu-waktu. Dengan melihat komposisi antar zone, kita bisa mendapat gambaran dari pergerakan relatif atau situasi dari market secara umum. Ketika pasar dalam kondisi bullish/overheat, banyak saham berada di zone 1 dengan menyisakan sedikit saham di zone 4. Sebaliknya ketika terjadi crash, mayoritas saham akan berada di zone 4, dan menyisakan, atau bahkan tidak ada satupun saham yang menghuni zone 1.
Dari pengamatan selama ini, komposisi antar zone yang relatif 'sehat' adalah (zone 1 s/d 4) : 20%, 20%, 30% dan 30%. Beberapa kejatuhan market dapat ditengarai sebelumnya melalui pengamatan komposisi ini,
yaitu ketika saham-saham mayoritas berada "di atas" sehingga perbandingan antar zone-nya adalah : 40%, 30%, 20% dan 10%. Ketika market kemudian benar-benar jatuh, komposisinya (pernah) menjadi : 0%, 0%, 40% dan 60%. (Short & Mid term) Trader yang familiar dengan pola pergerakan ini, tanpa perlu melihat chart indeks, dapat segera mengambil keputusan cash out ketika mayoritas saham telah berada "di
atas". Inilah yang saya sebut sebagai "bottom up analysis" sebagai alternatif ataupun pelengkap bagi "top down analysis" yang secara konvensional menganalisa market dari chart indeks. Logika sederhananya
adalah : ketika mayoritas saham-saham blue chip atau berkapitalisasi besar telah mencapai kondisi overheat, dapat dikatakan bahwa general marketnya juga cenderung overheat, dimana fase selanjutnya kemungkinan adalah koreksi berjamaah, yang cenderung membawa saham-saham penny atau perkapitalisasi kecil untuk koreksi juga. Di sisi lain, sistem zoning ini juga bermanfaat untuk analisa sektoral : ketika saham-saham pada satu sektor cenderung berkumpul, entah di bagian atas ataupun dibagian bawah, bisa disimpulkan bahwa saham-saham dalam sektor tersebut sedang memiliki trend/kondisi yang sama (sebagai contoh, ketika saham-saham banking jatuh beberapa waktu lalu, posisinya di WD Watch
List mayoritas berada di bawah).

4. Sistem "pencegatan" breakout
Beberapa kali saya menuliskan bahwa 'basic design' dari WD Watch List adalah untuk para highlander (trader 'Buy High Sell Higher'). Walaupun 3 fitur di atas sangat bermanfaat, bisa saya katakan bahwa keduanya hanyalah "added bonus" dari fitur ke-4, yaitu untuk "mencegat" breakout. Kenapa saya katakan mencegat ? Setiap breakout pasti memiliki apa yang dinamakan level harga breakout/level harga konfirmasi. Jika level ini terlewati, apalagi didukung oleh faktor lain, misalnya volume dan sentimen market, maka kemungkinan saham itu akan benar-benar breakout. Pekerjaan rumah para highlander adalah
menyiapkan daftar level breakout ini setiap malam sehingga besoknya tinggal monitor apakah terjadi penembusan atau tidak. Fungsi WD Watch List adalah menyajikan daftar level breakout ini sehingga trader TIDAK PERLU REPOT melihat chart saham satu demi satu. Dari penjelasan diatas, bisa disimpulkan bahwa WD Watch List BUKAN memprediksi saham mana yang AKAN breakout, tapi memberi panduan DI LEVEL BERAPA para highlander musti mencegat suatu breakout.

Sebagai catatan, WD Watch List merupakan tool yang sangat berguna untuk trading dengan karakter tertentu dan gaya tertentu. Gaya yang kira-kira sama juga dianut oleh Jesse Livermore, Darvas dan para
Turtle Trader. Gaya ini memiliki set of rules tersendiri dimana salah satunya adalah disiplin dalam menentukan Stop Loss dan/atau menjalankan Cut Loss, sementara mayoritas trader biasanya fokus pada
bagaimana meningkatkan akurasi prediksi dan mengurangi frekuensi Cut Loss. Dua gaya ini, walaupun memiliki tujuan yang sama (meningkatkan portofolio), tapi dalam banyak hal memiliki rules yang berbeda. Tidak disarankan mencampurkan rules dari satu gaya trading dengan rules dari gaya trading lain karena hasilnya bukannya makin baik, justru seringnya jadi lebih jelek.


by WD

Pembentukan Harga

Kita mungkin jarang bertanya, kenapa harga suatu saham ada yang bisa naik terus dan ada juga yang bisa turun terus. Kali ini kita akan membahas mengenai kenapa bisa naik. Yang turun kapan - kapa ya...
Harga suatu BARANG bisa naik disebabkan karena faktor permintaan, yaitu permintaan lebih besar daripada penawaran sehingga menimbulkankelangkaan dan akhirya harga naik. Tapi di saham tidaklah se simpel itu.
  1. Bisa saja Bandar dengan sengaja menarik harga ke atas agar euphoria masyarakat menyangka bahwa harga akan terus naik, eh ternyata akhirnya turun. Alias bandar pengen jualan, harga dinaikan dulu agar makin banyak yang nge-bid. (FAKTOR BANDARMOLOGY)
  2. Nah ini yang kesukaan para trader. Harga hjuga bisa naik karena para teknikal analis setelah menarik garis, didapati bahwa harga sekarang telah menembus resisten dan dipekirakan akan naik terus. (TA / Teknikal Analisis)
  3. Harga bisa naik karena adanya harapan bahwa ke depannya. harga akan naik terus karena fundamental perusahaan yang bagus. (FA / Fundamental Analisis). Sehingga orang - orang buru - buru membeli saham ini. Apakah ini tepat?..
Paling penting untuk diingat adalah, harga suatu saham bisa naik karena adanya harapan bahwa harga tersebut akan naik lagi. Contoh kita ambil saham BUMI.
Kenapa harga BUMI sempat mencapai 8500, ada beberapa alasan :
  1. Bandar yang narik.,
  2. TA signal positif
  3. FA nya bagus sehingga menurut para ahli FA harga BUMI wajar = 11 ribu.
Pertanyaan berikutnya berhubungan dengan yang nomer 3 adalah, jika harga BUMI adalah 11 ribu, maka siapa yang ingin membeli BUMI di harga 11 ribu?.
Tentunya orang yang ingin membeli BUMI di harga 11 ribu adalah orang yang mengharapkan kenaikan BUMI di atas 11 ribu sehingga ia mendapatkan capital gain.
Kalau kita bandingkan dengan Bunga Bank/Obligasi. Anggaplah 10% (obligasi) maka jika kita membeli obligasi seharga 8500 maka dalam 2 tahun akan berkembang menjadi 10.200 dan hampir tanpa resiko (jika perusahaan bagus/Pilih Yang ratingnya bagus) atau Deposito saja.
Bedanya tidaklah signifikan jika dibandingkan dengan risk yang didapat dengan membeli saham yang volatilitasnya tinggi. Banyak faktor yang dapat menurunkan kembali harga suatu saham. diantaranya Profit Taking (yang beli di harga 1000an jual), Harga hasil produksi yang turun (umpama coal turun dalam 2 tahun).
Berikutnya, jika harga wajarnya adalah 11 ribu, maka untuk mencapai 11 ribu, harus ada orang yang membeli seharga gitu. Nah, kalau anda sudah tau bahwa harga wajar BUMI adalah 11 ribu, apakah anda akan membeli BUMI di harga 11 ribu?
Tentu saja tidak karena tidak menjanjikan capital gain nya. Maka menurut saya, kita sebaiknya memilih saham yang harga wajarnya, minimal 2x lipat harga sekarang sehingga minimal menghasilkan capital gain 50%. Ini jika kita memakai FA sebagai dasar BUY kita. Tapi kalau pakai dasar FA yah lain lagi ceritanya,he3...

by Abah

Transaksi Derivatif

DERIVATIF (sumber beberapa buku/bacaan dan artikel)
Daripada memperdagangkan atau menukarkan secara fisik suatu aset, pelaku pasar membuat suatu perjanjian untuk saling mempertukarkan uang, aset atau suatu nilai pada periode yang akan datang dengan mengacu pada aset yang menjadi acuan pokok. Derivatif : “ Sebuah kontrak bilateral atau perjanjian penukaran pembayaran yang nilainya diturunkan atau berasal dari produk yang menjadi "acuan pokok" atau juga disebut " produk turunan" (underlying product)”. Misalnya di pasar Modal, acuan pokok transkasi investasi/trading para investor/trader adalah saham, derivatifnya LQ45.
Derivatif digunakan oleh perusahaan APOL, Pembuat kapal dan lembaga keuangan untuk mengelola posisi yang mereka miliki terhadap resiko dari pergerakan harga suku bunga, nilai tukar valuta asing "tanpa" mempengaruhi posisi fisik produk yang menjadi acuannya (underlying). Ada banyak sekali instrumen finansial yang dapat dikategorikan dalam kelompok derivatif diantaranya opsi, kontrak berjangka (future trading) dan swap.
Derivatif dapat mengacu pada pada berbagai jenis aset seperti misalnya komoditi, saham atau obligasi, suku bunga, nilai tukar mata uang atau indeks ( seperti indeks pasar saham, indeks harga konsumen (CPI-Consumer Price Index), atau bahkan indeks kondisi cuaca ataupun derivatif lainnya). Tampilan dari aset termaksud dapat menetapkan harga ataupun saat pembayaran.
Kegunaan utama dari derivatif ini adalah untuk mengalihkan resiko ataupun mengambil suatu resiko tergantung apakah posisinya sebagai hedger (pelaku lindung nilai) atau spekulator. Bermacam-macam rentang nilai antara aset acuan dan alternatif pembayaran menghasilkan beraneka kontrak derivatif yang diperdagangkan di pasaran. Jenis utama derivatif adalah kontrak berjangka (futures), kontrak serah (forward), opsi dan swap.
Terdapat dua jenis kontrak derivatif yang dikenali dari cara perdagangannya di pasar yaitu :
  • Derivatif yang ditransasikan diluar bursa: atau dikenal juga dengan istilah "(Over-the-counter (OTC) derivatives) adalah merupakan suatu kontrak bilateral ( melibatkan dua pihak) yang dilakukan diluar bursa ataupun tanpa menggunakan pialang (transaksi langsung antara para pihak). Beberapa produk seperti swap, kontrak serah nilai tukar, dan opsi eksotik (exotic option) yaitu suatu derivatif yang menggunakan fitur sehingga menjadi lebih rumit daripada derivatif yang umum diperdagangkan, misalnya opsi pembuatan Kapal) seringkali diperdagangkan tanpa melalui bursa (OTC). Pasar transaksi derivatif tanpa melalui bursa (OTC) ini sangat besar sekali.
  • Derivatif yang diperdagangkan di bursa: atau disebut juga Exchange-traded derivatives adalah merupakan instrumen derivatif yang diperdagangkan pada bursa perdagangan khusus derivatif (bursa berjangka) ataupun bursa lainnya. Bursa derivatif menjalankan perannya sebagai perantara atas transaksi terkait dan memungut marjin awal (initial margin) dari kedua belah pihak yang melakukan transaksi sebagai jaminan. Salah satu kegunaan derivatif adalah sebagai suatu alat untuk mengalihkan resiko. Contohnya, produsen kapal dapat menjual kontrak berjangka atas hasil kerjanya kepada agen penjual sebelum kapal tersebut selesai dilakukan. Si produsen kapal melakukan lindung nilai atas resiko naik atau turunnya harga bahan baku dan si agen penjual menerima pengalihan resiko ini dengan harapan imbalan yang besar. Produsen kapal mengetahui secara pasti nilai jual produksi yang akan diperolehnya kelak dan si agen penjual akan memperoleh keuntungan apabila harga jual mengalami kenaikan namun apabila harga jual mengalami penurunan maka ia akan mengalami kerugian.• Opsi
  • Opsi: adalah kontrak dimana salah satu pihak menyetujui untuk membayar sejumlah imbalan kepada pihak yang lainnya untuk suatu "hak" (tetapi bukan kewajiban) untuk membeli sesuatu atau menjual sesuatu kepada pihak yang lainnya; misalnya saja ada seseorang yang khawatir bahwa harga dari stok XXX akan turun sebelum ia sempat menjualnya, maka ia membayar imbalan kepada seseorang lainnya (ini disebut "penjual" opsi jual /put option) yang menyetujui untuk membeli stok daripadanya dengan harga yang ditentukan didepan (strike price). Pembeli menggunakan opsi ini untuk mengelola resiko turunnya nilai jual dari stok XXX yang dimilikinya, dilain sisi si pembeli opsi mungkin saja menggunakan transaksi opsi tersebut untuk memperoleh imbalan jasa dan mungkin telah memiliki suatu gambaran bahwa nilai jual XXX tersebut tidak akan turun. Sebagai lawan dari opsi jual adalah opsi beli atau biasa disebut call option dimana pada opsi beli ini memberikan opsi kepada pembeli opsi hak untuk membeli aset acuan (underlying asset) pada suatu tanggal yang disepakati dengan harga yang telah ditetapkan atau yang dikenal dengan istilah option strike
  • Swap: adalah istilah asing yang maknanya adalah "pertukaran" namun di Indonesia istilah juga digunakan secara umum. Perjanjian swap adalah transaksi pertukaran dua valuta melalui pembelian atau penjualan tunai (spot) dengan penjualan/pembelian kembali secara berjangka yang dilakukan secara simultan dengan bank yang sama dan pada tingkat premi atau diskon dan kurs yang dibuat dan disepakati pada tanggal transaksi dilakukan.
  • Hedging: adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan resiko yang terkait dari langkah tertentu yang diambil seseorang. Dalam pasar uang atau dunia keuangan, hal ini banyak dilakukan untuk mengurangi potensi kerugian yang mungkin timbul dari resiko investasi yang dilakukan.
    Hedging atau lindung nilai adalah merupakan suatu mekanisme yang dilaksanakan di Bursa Berjangka dengan membuka suatu kontrak beli atau jual atas suatu komoditi yang sama dengan komoditi yang akan diperdagangkan di pasar fisik.
    Hedging adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan resiko yang terkait dari langkah tertentu yang diambil seseorang. Dalam pasar uang atau dunia keuangan, hal ini banyak dilakukan untuk mengurangi potensi kerugian yang mungkin timbul dari resiko investasi yang dilakukan.
    Hedging timbul didasari oleh ketidakpastian akan masa yang akan datang. Apakah musim hujan akan datang sesuai perkiraan? apakah keamanan barang saya terjamin? apakah harga minyak akan tetap bulan depan? Semua ketidakpastian ini mendorong orang untuk melakukan suatu tindakan guna mengurangi resiko yang ada.
    Asuransi kebakaran adalah salah satu contoh bentuk hedging terhadap resiko kebakaran. Bentuk lain adalah pembayaran dalam mata uang dollar untuk pembelian minyak mentah, yang dilakukan pembeli untuk melindunginya dari resiko tidak stabilnya mata uang negara asal penjual minyak. Bursa komoditi juga merupakan salah satu bentuk dari hedging untuk memastikan terjaminnya suplai komoditas yang diperlukan produsen satu ke yang lain.
    Hedging juga merupakan cara untuk memastikan ketersediaan suatu produk di masa mendatang dengan harga yang telah ditetapkan dari sekarang untuk melindungi penjual dan pembeli dari resiko kelangkaan maupun kelebihan suplai yang dapat membuat harga fluktuatif.
    Hedging atau lindung nilai adalah merupakan suatu mekanisme yang dilaksanakan di Bursa Berjangka dengan membuka suatu kontrak beli atau jual atas suatu komoditi yang sama dengan komoditi yang akan diperdagangkan di pasar fisik.
    Hedging ini bertujuan untuk Memperkecil atau menghilangkan resiko kerugian atas ketidakpastian harga yang mungkin terjadi pada saat transaksi di pasar fisik nantinya,. Jadi dengan melakukan hedging kerugian yang terjadi akan ditutupi oleh keuntungan yang diperoleh atas transaksi yang dilakukan di bursa berjangka.
    Para pelaku hedging ini biasa disebut hedger, yang terdiri atas hedger pembeli (hedge long) dan hedger penjual (hedge short).
    • Hedger Pembeli umumnya berencana akan membeli komoditas di pasar fisik di masa yang akan datang untuk melindungi transaksinya dari fluktuasi. Hedger pembeli biasa nya dilakukan oleh kalangan eksportir, prosesor, pengguna bahan baku seperti pabrik, dan sebagainya.
    • Hedger Penjual atau hedge short adalah hedger yang akan menjual komoditas tertentu di pasar fisik di masa yang akan datang. Untuk melindungi harga penjualan komoditasnya, hedger akan membuka kontrak berjangka sekarang dengan posisi short (jual). Selling hedge biasanya dilakukan oleh para produsen, terutama para petani, dengan tujuan untuk melindungi dari kemungkinan penurunan harga komoditas pada waktu panen.
    Banyak pihak yang sebenarnya bisa memperoleh manfaat dari transaksi hedging ini, yakni para produsen komoditas, petani, pengusaha, konsumen, investor, juga bursa berjangka serta pialang berjangka bila jenis transaksi tersebut digiatkan. Dan di Indonesia sendiri sebagai salah satu negara komoditas utama di dunia sangat berpotensi untuk mengembangkan lebih jauh pasar berjangka dengan salah satu manfaatnya dilakukan transaksi lindung nilai fluktuasi harga komoditas.
by Abah

Downtrend

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk memprediksi arah harga suatu saham. Slaah satunya adalah dengan menggambar Trend lines atau garis tren. Dengan menggunakan trend lines maka kita dapat memperkirakan kemana arah harga saham dan juga menentukan kapan BUY dan SELL serta level Cut Loss.

Cara Menggambar Trend Lines (contoh INCO):
  1. Tarik garis dari A (HIGEST) ke B (LOWER HIGH) dan Lanjutkan terus sampai ke akhir sisi kanan.
  2. Tarik garis dengan kira2 sudut yang sama (A-B) dan harus menyentuh C
  3. Tarik beberapa garis lagi diantara garis paling atas dan paling bawah (kalau di gambar ada 2 garis diantara garis teratas dan terbawah) dengan jarak yang kira - kira sama.
Nah cara menentuka BUY :
Dalam trend lines, walau kita sudah mengetahui bahwa INCO masih downtrend, tapi tidak mnutup kemungkinan bahwa harga saham INCO bisa tiba - tiba naik drastis (namanya SPIKE / NOISE). Tapi sebaiknya kita jangan memebeli saham sebelum ada konfirmasi bahwa adapembalikan trend dari downtrend menuju ke Uptrend.

Reversal adalah garis yang paling atas atau di kisaran 7500. Jadi disarankan Beli di kisaran 7500 yaitu setelah ada konfirmasi BREAK Downtrend ke Uptrend. (kita namakan juga RESISTEN)

Trend lines mempunyai kekurangan yaitu seringkali bisa telat dalam menentukan posisi beli. Untuk itu ada beberapa motode yang bisa kita gabungkan. Akan saya bahas dalam postingan yang lain.



by Abah

Saturday, July 12, 2008

3 indikator Analisa Teknikal

Fast Stochastic (indikator 1)
Area : Overbought Area and Oversold Area Lihat yang dilingkari. Ketika garis yang biru berada di atas garis yang merah merupakan slah satu indikator bahwa harga suatu saham masih akan naik. Sebaliknya kalau garis merah barada di atas garis
biru,maka kemungkinan akan turun. Namun ketika memasuki daerah overbough, ditandai dengan munculnya arsiran merah di bawah garis biru, maka trader mulai perlu berhati - hati karena biasanya rawan koreksi. Sebaliknya kalau memasuki daerah oversold maka bisa cepat rebound. Ini hanya salah satu indikator. Seringkali suatu saham ketika memasuki daerah oversold malah merupakan konfirmasi Bullish. Lihat chart BUMI di samping ini yang masa oversoldnya bisa berkepanjangan. dan seringkali BULL dimulai dari awal oversold. Oleh sebab itu diperlukan indikator lainnya lagi seperti MACD dan Volume. yang akan saya bahas nanti.



MACD (indikator 2)
MACD (Moving Average Converg
ence/Divergence) Merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menentukan arah harga suatu saham. Lihat chart di samping ini. Ada dua pola yangs angat penting dalam menggunakan MACD, yaitu MACD Golden Cross dan MACD Deadth Cross. MACD Golden Cross adalah perubahan dari balok-balok biru di bawah menjadi balok merah ke atas. Balok-balok biru menandakan tekanan jual. dan merah merupakan kekuatan beli. Golden cross menandakan reversal atau pembalikan dari trend bearis ke bullish. Sedangkan Deadth Cross merupakan perubahan atau reversal dari bullish ke bearish..





Volume (indikator 3)
Volume adalah salah satu indikator yang paling jujur atau paling sulit untuk dibohongi. Apalagi saham dengan kapitalisasi besar. Dan biasanya Volume dipakai untuk menentukan sah atau tidaknya indikator lain seperti MACD (Moving Average Convergence/Divergence), Stochastic - F, dll. Kalau indikator lain mungkin bisa dengan mudah dibohingi bandar atau FM gede dengan tarkan -tarikan 1 lot pada awal atau akir sesi, maka Volume tidak dapat dibohongi. Karena Volume merupakan konsensus atau kesepakatan bersama mengenai harga
suatus saham. Kenaikan saham dengan Volume yang amat kecil, patut dipertanyakan, begitu pula dengan penurunannya. Saham yang naik dengan volume yang kecil biasanya hanya dijadikan alat bandar untuk jualan saham. Misal bandar beli average 7000 (10 ribu lot), dia mungkin saja beli hingga 500lot hingga harga mencapai 7300, kemudian para trader liat udah break out dan indikator TA menunjukan signal positif (apalagi kalau ditambah euphoria Dow Jones ijo tua) . Eh tiba - tiba bandar jualan. Hal ini pernah saya alami sendiri (saya yang jadi dalangnya ^^, tentunya di saham kapitalisasi kecil, kalau gede, duit ngga cukup euyyy). Sedangkan kalau harga yang merupakan konsensus pasar, pasti volumenya gede, karena yang beli bukan hanya bandar atau trader, tapi juga investor. Gambart diatas dibuat beberapa hari yang lalu. Kenapa saya berani mengatakan AKRA Uptrend, karena AKRA pada awal juni, break out dengan volume yang sangat besar, kemudian Koreksi, dan naik pelan - pelan dengan Volume di atas rata - rata.
Aplikasi :
  1. Beli saham saat break out dengan Volume yang besar atau,
  2. Jual/CL
saham break resisten dengan volume yang besar pula Kita sebenarnya bisa menganalisa TA lebih powerful dengan menggabungkan Ketiga Indikator TA, akan saya bahas dalm artikel Learn berikutnya.



by Abah

Memilih Saham Perusahaan Yang Baik

Bosen dengan trading...Pengen hidup lebih nyaman tanpa merasa terganggu dengan ticker yang naik turun... berikut ada beberapa Tips memilih perusahaan yang baik. (disadur dari buku The Intteligent Investor karya Benjamin Graham)

1. Kondisi keuangan yang cukup kuat.
Bagi perusahaan indistrial, asset harus minimal dua kali hutang lancar. Yang disebut juga rasio lancar dua banding satu. Juga, hutang jangka panjang sebaiknya tidak melebih asset lancar bersih (atau "modal kerja").
2. Stabilitas Laba
Adaya sejumlah laba untuk saham biasa pada masing - masing dari sepuluh tahun terakhir.
3. Catatan dividen.
Pembayaran yang tak terputus selama sedikitnya 20 (dua puluh) tahun terakhir.
mungkin kalau di Indonesia 10 tahun terakhir..
4. Pertumbuhan Laba
Kenaikan minimum laba per saham sedikitnya seperiga dalam 10 tahun terakhir menggunakan rata - rata tiga tahun pada awal dan akhir. Menurut abah.. Yang penting ada pertumbuhan laba yang jelas dan melebihi inflasi. Kalau di Indonesia. pertumbuhan laba mninimal 15% per tahun agar bisa mengimbangi inflasi.
5. Rasio Harga/Laba yag moderat (PER) yang moderat.
Harga sebaiknya tidak lebih dari 15x rata - rata laba tiga tahun terakhir.
6. Rasio harga berbanding asset yang moderat (PBD moderat)
Disarankan PBV di bawah 1,5.
Tapi kalau PERnya renda, PBV boleh lebih tinggi.
Contoh PER = 10, PBV = 1,5 . PER x PBV = 15
ini sama dengan
PER = 5 PBV = 3, PER x PBV = 15

Ini adalah salah satu model untuk investor defensif. Dalma artian investor yang sudah tidak terlalu menghaapkan return yang terlalu tingi (bandingkan dengan trader yang mengharapkan retiurn 30% pe bulan). Tapi investor defensif mengharapkan kepastian dan jaminan yang lebih.
Selain syarat - syarat di atas menurut abah, juga perlu diperhatikan mengenai manajeman perusahaan. Apakah manajemennya bisa dipercaya dan inovatif ataukah hanya biasa - biasa saja.

by Abah

Fase-fase Saham

Secara UMUM, berikut fase-fase yang BIASA dilewati saham.... (dikutip dari JsxTrader)

Fase Akumulasi: Terjadi dibottom dalam periode yang cukup lama. Diam-diam BD akan mengumpulkan barang di fase ini dan menjaga agar harga tidak naik dulu sebelum embernya penuh..., caranya dengan memasang OFFER tebel-tebel dan mengguyur saat ada yang coba-coba makan kanan..., VOLUME relative rendah, Aktivitas Trading relative sepi, sekali-sekali akan terlihat vol spike namum kembali melemah.

Fase Mark-up: Setelah ember penuh, BD akan menyiapkan 'Cerita-Cerita Menarik', Riset, Target price, dll.., selanjutnya BD akan melakukan pembelian supaya harga cepat naik, terjadilah apa yg orang TA bilang Breakout Consolidation. .., trader & investor akan tertarik untuk ikut masuk sehingga harga semakin terdorong naik..., jika terjadi koreksi, BD akan menjaga level-level tertentu dengan memasang BID dlm jumlah besar supaya harga tidak melorot lagi..., Saat koreksi selesai, BD akan melanjutkan pembelian untuk mendorong harga naik lebih tinggi lagi.

Fase Distribusi: saat level yg sdh ditentukan sang BD tercapai (umumnya sebelum harga mencapai level tertingginya) , barang mulai dibagi sedikit-sedikit. ., karena masalah size, BD tidak mungkin bisa keluar begitu saja karena bisa menekan harga.., oleh karenanya harga tetap dijaga sambil diam-diam bagi-bagi barang..., saat BD sudah hampir selesai unloading dan harga mulai melemah.., maka BD dengan cepat akan melakukan QUICK SELL dimana sisa barang yang mereka punya akan diguyur ke pasar sekaligus... ., TA akan mendetect ini, dimana terjadi peningkatan VOLUME namun harga malah turun.., istilah TA-nya "Volume off the Top"..., terjadilah Reversal.

Fase Mark-Down: BD akan melakukannya SHORT selling di fase ini, karena mereka tau persis harga TIDAK AKAN NAIK LAGI (karena tidak ada yg menjaga).., melihat harga tidak mau naik lagi, investor & trader akan mulai berebut keluar juga.., bisa ditebak apa yang terjadi.., harga akan turun dengan jauh lebih cepat dibandingkan saat rally.., VOLUME akan meningkat tajam sesuai dengan penurunan harga... (that's why banyak yg mengatakan harga lebih cepat turun dari pada saat rally). Disatu titik, VOLUME akan meningkat secara significant sementara harga tidak mau turun lagi.., alasannya, investor jangka panjang mulai masuk, BD cover short, yang nyangkut tidak mau lepas barangnya lagi, etc...., TA akan 'melihatnya' sebagai bottom confirmation.

Saat harga mulai stabil dan volume mulai menurun..., maka akan dimulai lagi Fase Akumulasi, dan seterusnya.. ..., nah silahkan dinilai saham-saham kesayangan anda sedang berada di fase yg mana. Goodluck.

………
Melihat fase dimana suatu saham berada.., tidak bisa menilainya hanya dengan melihat pergerakan harian.., musti melihatnya dalam suatu periode…

Saham X masih di fase akumulasi…, indikasinya volume dan trading activity sejak Nov 2007 relatif slow…, jika hari ini ada vol spike, memang di fase ini suka begitu.., nanti akan quite lagi… namun jika ternyata dalam beberapa hari kedepan volume terus meningkat dan harga naik.., berarti masa akumulasi sdh selesai dan mulai masuk fase mark up….. kita lihat perkembangan berikutnya.

Yup anda memang ‘diincar’ bandar ..!! bukan cuma anda tapi retailer & technical trader lainnya juga.., why? karena BD (Bandar) BISA MEMPERKIRAKAN dilevel berapa trader akan cut loss.., most technical trader tau dimana titik-titik support, dan most of them will cut loss jika support tsb tembus.., nah BD (Bandar) tau persis masalah ini.., all they have to do is break the level supaya orang-orang pada bubar…, dan setelah itu harga ditarik kembali…, terjadilah yg dalam istilah TA sering disebut shooting support…, istilah umum yg banyak dipakai, nurunin penumpang gelap…hehe…, kira-kira itulah salah satu penjelasannya kenapa seringkali harga berbalik arah setelah kita cut loss…..
Gimana cara untuk mengatasinya??, tentukan titik2 cut loss yg TIDAK UMUM.., dimana?? Hmmm.., tidak ada aturan khusus tentang itu.., tergantung ‘kreativitas’ masing-masing individu.

JsxTrader


DISCLAIMER:

The information herein is based on information obtained from sources believed to be reliable, but I do not make any representation or warranty, express or implied, as to its accuracy, completeness, timeliness or correctness for any particular purpose. Opinions expressed are subject to change without notice. Any recommendation contained herein does not have regard to the specific investment objectives, financial situation and the particular needs of any specific addressee. The information herein is published for the information of addressees only and is not to be taken in substitution for the exercise of judgment by addressees, who should obtain separate legal or financial advice. I accept no liability for any direct, special, indirect, consequential, incidental damages or any other loss or damages of any kind arising from any use of the information herein (including any error, omission or misstatement herein, negligent orotherwise) or further communication thereof, even if I have been advised of the possibility thereof. The information herein is not to be construed as an offer or a solicitation of an offer to buy or sell any securities, futures, options or other financial instruments or to provide any investment advice or services. The information herein is not intended for distribution to, or use by, any person or entity in any jurisdiction or country where such distribution or use would be contrary to law or regulation.