- Breakout pola "Triangle"
- Breakout pola "Cup and Handle"
- Breakout pola "Double Bottom" dan "Triple Bottom"
- Breakout pola "Pennant"
- Breakout pola "Flag"
- Breakout pola "Reverse Head and Shoulder"
- Breakout pola "Rectangle"
- Breakout New Highest (Close)
- Breakout Consolidation/Sideways
Melanjutkan tulisan tentang breakout, maka berikut ini akan dijelaskan bagaimana "WD Watch List" dioptimalkan untuk menangkap potensi-potensi breakout.
Seperti diketahui, sinyal-sinyal teknikal adalah pendekatan/interpretasi matematis/psikologis atas dinamika market. Karena hanya berupa pendekatan/interpretasi, seringkali hasilnya tidak sesuai dengan kemauan market sebenarnya. Katakanlah sinyal-nya bullish, bisa jadi besok bearish, sebaliknya, ketika sinyal menunjukkan bearish, besoknya malah bullish. Semua sinyal teknikal, secanggih apapun, pasti memiliki margin of error. Untuk menambah keruwetan, perlu dimengerti bahwa akurasi sinyal teknikal tidak linier dengan kerumitan dan kecanggihannya. Banyak terbukti, metode teknikal yang sederhana, dalam beberapa kasus akurasinya lebih tinggi ketimbang metode teknikal yang njlimet. Lebih lanjut, andaipun beberapa metode/sinyal teknikal serempak menunjukkan bahwa suatu saham bullish, belum tentu memang akhirnya kejadian bullish. Sebaliknya cukup satu metode/sinyal teknikal menunjukkan bearish, bisa jadi besoknya kejadian bullish. Analoginya, puluhan fisikawan jenius dikumpulkan, belum tentu dapat merumuskan penemuan sekelas teori relativitas.
Sebaliknya cukup satu super jenius seperti Einstein, maka teori relativitas pun ditemukan. Sayangnya, di dunia analisa teknikal (ataupun di bidang apapun yang terkait dengan ilmu sosial/kerumunan massa) belum ada teori/pemikir yang sekelas Einstein. Elliot Wave pun, yang mendasarkan metodenya pada hukum universal, sering tidak akurat pada gerakan individual saham (apalagi saham gorengan, karena terlalu banyak manipulasi). Nah, kalau metode/sinyal teknikal susah dipegang 'ekornya', terus pakai pegangan apalagi?
Semua investor/trader yang membenamkan uangnya di bursa pasti ingin mencari profit/gain. Keuntungan hanya bisa diperoleh jika ada selisih antara harga beli dan harga jual (long) atau harga jual dan harga cover (short). Profit/gain bukan diperoleh dari sinyal-sinyal teknikal ataupun indikator-indikator (termasuk diantara indikator adalah volume transaksi). Sebagai contoh, premis dasar hubungan antara volume dan harga adalah sbb :
- Harga naik + Volume naik --> mengarah ke bullish
- Harga naik + Volume turun --> mengarah ke bearish
- Harga turun + Volume naik --> mengarah ke bearish
- Harga turun + Volume turun --> mengarah ke bullish
Dengan pertimbangan di atas, "WD Watch List" menggunakan sistem sorting (pengurutan) saham berdasar harga dari tiap-tiap saham. Tentu tidak relevan untuk mengurutkan saham berdasar nominal harganya terhadap harga saham lain (misal harga INCO dibandingkan dengan harga BNBR). Sama tidak relevannya juga adalah jika pengurutan saham hanya sekedar berdasar alphabet (dimana AALI akan selalu di atas, sementara UNVR selalu di bawah). Untuk mempermudah trader dalam membuat Trading Plan, "WD Watch List" mengurutkan saham secara dinamis (Dynamic Sorting) relatif terhadap level harga breakout masing-masing saham. Dengan demikian, akan terjadi polarisasi antara saham-saham yang sedang berada di dekat level breakout dan saham-saham yang jauh dari level breakout, dimana yang terakhir ini juga memberi peluang gain jika terjadi rebound. Dengan Dynamic Sorting, posisi suatu saham pada tabel "WD Watch List" akan mencerminkan aksi/gerakan harganya. Pada lingkup yang lebih besar, jika posisi satu saham menggambarkan dinamika harga saham tersebut, maka posisi/komposisi dari 50 saham (tepatnya, 49 saham + 1 indeks) menggambarkan situasi/dinamika general/broad market. Cukup dengan pengamatan sekilas, kita bisa tahu, apakah market sedang sakit, sedang sehat, sedang overheat atau sedang mendekati crash/jatuh. Faktanya, beberapa koreksi teknikal (di luar faktor fundamental atau regional) dari general market telah terindikasi pada "WD Watch List" sehari sebelum kejadian. Pemahaman atas situasi general market ini menjadi pertimbangan pertama dalam membuat Trading Plan, karena, seperti kita tahu, pada market yang bearish, masuk ke saham apapun kemungkinan besar akan loss, sedangkan pada market yang bullish, masuk ke saham apapun kemungkinan besar akan profit.
by WD